TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Tahanan Palestina Khader Adnan telah mengakhiri 55 hari mogok makan setelah Zionis Israel setuju untuk membebaskannya dalam dua pekan, pengacaranya mengatakan.
"Khader Adnan mengakhiri mogok makan malam lalu, setelah kesepakatan dicapai untuk membebaskannya pada 12 Juli," pengacaranya Jawad Boulos, mengatakan hari Ahad (28/6/2015).
Boulos mengatakan bahwa dokter di rumah sakit Zionis Israel di mana ia disimpan untuk dipertimbangkan cara memberinya makan.
Dalam sebuah pernyataan, Klub Tahanan Palestina juga menegaskan bahwa Adnan mulai makan dan minum.
Pada hari Ahad, keluarga Adnan diizinkan untuk mengunjunginya di rumah sakit untuk pertama kalinya sejak ia mulai mogok makan.
Dalam beberapa hari terakhir, kesehatan Adnan telah memburuk tajam, dengan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) menyerukan tindakan yang diperlukan untuk melindungi "integritas moral dan fisik tahanan."
Tahanan Palestina berusia 37 tahun itu mulai mogok makan hampir dua bulan lalu untuk memprotes praktek Zionis Israel yang disebut penahanan administratif, di mana warga Palestina ditahan di balik jeruji tanpa tuduhan atau pengadilan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Adnan mengatakan ia tidak akan mengakhiri mogok makan sampai Zionis Israel setuju baik untuk membebaskannya atau membawa dakwaan terhadap dirinya.
Adnan, seorang ayah dari enam dari kota Tepi Barat, Jenin, diculik pada bulan Juli 2014 sebagai bagian dari kampanye penculikan Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Menurut Klub Tahanan Palestina, Zioni Israel menahan 383 warga Palestina di Tepi Barat pada Desember 2014.
Adnan telah meluncurkan mogok makan selama 66 hari pada tahun 2012, yang juga menyebabkan pembebasannya menyusul kesepakatan dengan antara Hamas dan Zionis Israel.
Kesepakatan itu juga merilis 2.000 tahanan Palestina lainnya yang ingin mengakhiri penahanan administratif mereka.
Lebih dari 7.000 warga Palestina saat ini dilaporkan dipenjara di 17 penjara Israel dan kamp-kamp penahanan. (st/ptv)