View Full Version
Jum'at, 03 Jul 2015

Ledek Legalisasi LGBT di Amerika, Robert Mugabe Ajak Obama Menikah

ZIMBABWE (voa-islam.com) - Apa jadinya ketika Presiden Zimbabwe Robert Mogabe dan Presiden AS Barack Obama bertemu? Kawin! Mugabe akan berlutut di depan Obama dan meminta tangannya menerima lamarannya, sebagaimana tradisi ajakan nikah ala Barat.

Tapi itu rupanya bukan sungguhan, melainkan olok-olok Mugabe kepada Obama yang melegalkan pernikahan sejenis.

Dalam wawancara mingguan dengan stasiun radio nasional, Sabtu (27/6), Presiden Zimbabwe itu bercanda bakal melakukan perjalanan ke Gedung Putih dan mengajak Barack Obama untuk menikah dengannya.

Mugabe, selama ini dikenal sangat keras melawan homoseksualitas, menanggapi dengan cara nyentrik atas keputusan Mahkamah Agung Amerika yang menjamin kaum gay dan lesbian hak yang sama untuk menikah sebagai heteroseksual.

“Saya tidak mengerti bagaimana orang ini (Obama) berani menentang perintah eksplisit Kristus yang melarang manusia dari perbuatan sodomi,” kata Mugabe dengan nada lebih serius.

Mugabe bahkan menuduh pemerintah AS dijalankan oleh ‘penyembah Setan yang sesat yang menghina bangsa besar Amerika’.

Gorok leher
Lain Mugabe lain pula Yahya Jammeh, Presiden Gambia. Jammeh bahkan mengancam para penyuka sesama jenis, khususnya yang berjenis kelamin laki-laki untuk tidak datang ke negaranya. Dia mengatakan, akan menggorok leher para homo itu jika mereka berani menginjakkan kaki di sana.

“Jika Anda melakukan hal tak terpuji itu di Gambia, saya akan menggorok leher Anda. Jika Anda seorang lelaki dan ingin menikahi lelaki lainnya di negara ini, kami akan menangkap Anda, dan tidak seorangpun akan melihat Anda lagi,” ungkapnya dalam pidato seperti yang dikutip dari Vice News.

Jammeh yang berusia 49 tahun ini memang terkenal lantang menyuarakan anti-gay di negaranya.

Rakyat Gambia hampir 90 persen beragama Islam, dan negara ini masih dapat bertahan karena bantuan dari negara-negara di Timur Tengah setelah Uni Eropa dan Amerika memotong bantuan ke negara kecil tersebut pada Desember tahun lalu sebesar Rp 205 miliar.

Sebelumnya, para homoseksual yang ketahuan melakukan pernikahan atau melakukan hubungan di Gambia akan dikenakan hukuman penjara selama 14 tahun. Namun, pada akhir November tahun lalu, presiden yang berkuasa di Gambia sejak berusia 29 tahun ini mulai mengkampanyekan anti-gay di negaranya dengan memberikan hukuman mati bagi para penyuka sesama jenis. [jie/pribumi]


latestnews

View Full Version