ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Kota terbesar kedua Suriah Aleppo, di mana bentrokan paling kejam dari perang sipil yang sedang berlangsung terjadi, kembali mengalami perayaan Idul Fitri di bawah pemboman rezim Nushayriah Assad dan dalam kemiskinan.
Rezim brutal Suriah, yang tanpa pandang bulu menargetkan warga sipil dengan bom barel selama bulan Ramadhan, melanjutkan serangannya pada hari pertama hari raya Idul Fitri. Bentrokan berlanjut semalaman dan orang-orang menghadiri shalat Idul Fitri diiringi rentetan suara senjata dan bom.
Kota Hantu
Aleppo menandai bentrokan paling aktif sejak konflik pertama di wilayah itu dimulai pada 2012. Operasi 'Penaklukan Aleppo' yang diluncurkan oleh pasukan oposisi Suriah untuk menguasai kota itu sepenuhnya pada 2 Juli memasuki pekan ketiga.
Aleppo, perah menjadi pusat bisnis dan keuangan kini salah satu kota yang paling hancur dari perang di Suriah, telah berkurang menjadi puing-puing akibat rudal, bom barel dan bom vakum yang dijatuhkan oleh pesawat rezim Bashar Al-Assad dan tanpa menyisakan satupun struktur tunggal berdiri. Para warga Aleppo menjalani Idul Fitri dengan rasa takut akan kematian.
Aleppo juga menandai Idul Fitri tahun ini dalam kemiskinan akibat serangan terus meerus oleh rezim Assad
Tidak ada Air dan Listrik
Setelah operasi Penaklukan Aleppo dimulai, rezim Suriah menghancurkan suplai-suplai energi dan pipa-pipa air yang mendistribusikan listrik dan air ke daerah-daerah yang dihuni oleh oposisi. Selain benar-benar terkubur dalam kegelapan, orang-orang yang tinggal di lingkungan oposisi harus membentuk antrian panjang di depan penampungan air untuk menerima air sebelum lebaran, sementara anak-anak membawa air bersih ke rumah-rumah dengan tempat menyimpan gadum. Warga Aleppo, mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti listrik, air, makanan dan obat-obatan, juga menjadikan belanja lebaran mereka dari hanya di segelintir toko-toko yang masih terbuka.
"Idul Fitri di Aleppo gelap seperti malam"
Seorang warga Aleppo, Basravi Süleyman, menyatakan ia lupa bagaimana merayakan Idul Fitri sejak perang saudara dimulai lima tahun lalu. "Sejak hari kita mulai melawan, tidak ada Idul Fitri dirayakan di sini. Di sini, Idul Fitri berarti bom Assad. Dalam setiap Idul Fitri, Assad membom masjid-masjid kami. Idul Fitri hanya dirayakan di tempat-tempat di mana perdamaian dan ketenangan eksis. Selama lima tahun terakhir, Lebaran di sini adalah gelap seperti malam Aleppo ini "kata Süleyman.
"Bagi kami, Idul Fitri akan menjadi hari dimana kita menyingkirkan Assad dan Daesh (singkatan Arab untuk Daulah Islam (IS). Ada syuhada atau veteran di setiap rumah, tidak ada seorang pun yang memiliki keluarga di sekitar mereka. Bagaimana kita bisa merayakan Idul Fitri di Aleppo?" dia menambahkan dengan putus asa. (st/ds)