View Full Version
Selasa, 28 Jul 2015

Menlu Turki: Teroris PKK Tidak Pernah Menghormati Gencatan Senjata dengan Ankara

LISBON, PORTUGAL (voa-islam.com) - Menteri Luar Negeri Turki mengatakan hari Senin (27/7/2015) bahwa pemberontak Komunis Kurdi "tidak pernah menghormati" proses perdamaian dengan Ankara, dengan gencatan senjata antara kedua belah pihak sekarang rusak setelah serangkaian aksi serangan balasan.

Pemberontak dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) - yang telah melakukan pemberontakan selama puluhan tahun di Turki tenggara - "tidak pernah mengakhiri tindakan teroris mereka", kata Mevlut Cavusoglu saat berkunjung ke Lisbon, Portugal.

"Kami tidak pernah mengatakan bahwa proses perundingan perdamaian usai. Tetapi PKK tidak pernah menghormati itu," kata Cavusoglu kepada kantor berita Portugal LUSA setelah bertemu Menlu Portugal, Rui Machete.

Pemerintah Presiden Recep Tayyip Erdogan meluncurkan pembicaraan damai dengan pemimpin PKK Abdullah Ocalan yang dipenjarakan pada akhir 2012, namun mereka belum menghasilkan kesepakatan.

Turki telah melakukan serangan dua arah yang menargetkan Daulah Islam (IS) di Suriah dan pemberontak PKK di Irak utara setelah serentetan kekerasan termasuk serangan bom jibaku pekan lalu yang menewaskan 32 orang dan disalahkan pada IS.

Pada hari Ahad, militer Turki menyalahkan pemberontak PKK untuk pemboman mobil yang menewaskan dua tentara di wilayah tenggara Turki yang didominasi Kurdi.

Menteri luar negeri mengatakan bahwa PKK "mengambil keuntungan dari situasi di wilayah tersebut, dari fakta bahwa Turki telah mulai memerangi Daesh (akronim Arab untuk IS), dan mereka telah meningkatkan serangan dan kegiatan teroris mereka di Turki."

"Itu sebabnya kami juga harus mencapai target-target PKK di Irak utara."

Berbicara kemudian dalam sebuah konferensi pers, Cavusoglu mengatakan: "Anda tidak bisa mengatakan bahwa PKK lebih baik daripada Daesh karena mereka meerangi mereka (IS). Mereka berperang antara satu sama lain untuk kekuasaan, bukan untuk perdamaian, atau untuk keamanan."

Dia juga mengatakan Partai Rakyat Demokratik pro-Kurdi (HDP), yang memenangkan 13 persen suara dalam pemilu bulan lalu di Turki,  "berafiliasi dengan PKK."

Partai ini "bisa menjadi mediator penting," katanya, "tetapi mereka menyerukan warga Kurdi untuk mengangkat senjata, untuk menunjukkan, mengganggu ketertiban umum."

"Mereka harus memilih antara demokrasi dan terorisme," kata Cavusoglu.(st/AFP)


latestnews

View Full Version