View Full Version
Ahad, 02 Aug 2015

Pejabat Yaman: Rencana Serangan ke Sana'a yang Dicaplok Syi'ah Houtsi akan Berlangsung dalam 15 Hari

SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Pasukan yang setia kepada pemerintahan Yaman yang sah pimpinan presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi akan melancarkan serangan di ibukota Sana'a yang dicaplok pemberontak Syi'ah Houtsi dalam 15 hari, menurut seorang komandan militer senior Yaman.

Berbicara kepada Asharq Al-Awsat, Sabtu (1/7/2015), Brigadir Jenderal Abdullah Al-Subaihi, komandan unit Perlawanan Rakyat yang membebaskan kota selatan Aden dari pemberontak Syi'ah Houtsi bulan lalu, mengatakan rencana itu akan berkonsentrasi pada mengepung teroris Syi'ah Houtsi di Sana'a setelah memblokir akses mereka ke pasukan sekutu dari militer Yaman yang setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh yang telah mendukung pemberontakan Syi'ah Houtsi.

"Pasukan yang setia kepada legitimasi politik [Perlawanan Rakyat] telah meletakkan sebuah strategi, berkoordinasi dengan koalisi [yang dipimpin Saudi] [menargetkan Houtsi di Yaman], yang akan mulai berlaku dalam beberapa hari mendatang. Rencananya terdiri dari membebaskan sebagian besar wilayah saat ini yang berada di bawah kendali putschists, "kata Subaihi, mengacu pada Syi'ah Houtsi.

Dua unit terpisah dari Perlawanan Rakyat, berjumlah sekitar 2.000 pasukan darat dan didukung oleh pesawat tempur koalisi, berencana untuk membebaskan kota-kota Taiz dan Ma'arib yang masing-masing terletak sekitar 260 kilometer dan 200 kilometer selatan dan timur Sana'a sebelum menuju ke ibukota.

"Semua kontinjensi yang mungkin telah diperhitungkan termasuk ancaman serangan penembak jitu dan ranjau darat yang ditanam [Houtsi] di sejumlah daerah yang berbeda," kata Subaihi.

Perlawanan Rakyat, yang berhasil membebaskan Aden bulan lalu dan terus memerangi tororis Syi'ah Houtsi di tanah, terdiri pejuang relawan dan kader militer yang setia kepada Hadi.

Bersama dengan koalisi yang dipimpin Arab mereka bertujuan untuk mengembalikan Hadi berkuasa setelah ia dan pemerintahannya digulingkan dalam kudeta oleh pemberontak Syi'ah Houtsi pada bulan Februari yang disusul dengan pendudukan oleh kelompok dukungan Iran tersebut terhadap ibukota Sana'a pada bulan September 2014.

Hadi akhirnya melarikan diri ke Riyadh setelah ditahan di bawah rumah tahanan oleh pemberontak Syi'ah Houtsi, dan meminta Arab Saudi dan sekutu Arabnya campur tangan dengan kekuatan militer di Yaman untuk melawan kudeta Houtsi dan mengembalikan dia dan pemerintahannya  berkuasa.

Sementara itu pembicaraan damai yang disponsori PBB antara pemerintah dan pemberontak Syi'ah Houtsi di Jenewa pada bulan Juni untuk menemukan solusi politik untuk krisis tetapi kedua belah pihak tidak dapat mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran. Pemerintah menyalahkan kegagalan pembicaraan itu kepada pemberontak Syi'ah  Houtsi yang tidak menerima resolusi Dewan Keamanan PBB yang menetapkan kelompok itu untuk mengosongkan wilayah-wilayh di negara itu yang mereka caplok dan menghentikan semua aksi militer terhadap warga sipil Sunni Yaman. (st/aa)


latestnews

View Full Version