NEW YORK (voa-islam.com) - Kandidat presiden dari Partai Republik Jeb Bush mengatakan bahwa AS perlu mengirim pasukan darat lebih banyak ke Irak untuk mengalahkan ISIS.
Tapi ia berhenti sebentar, kemudian melanjutkan berapa banyak jumlah tentara Amerika yang harus dikirimkan ke Irak, tidak jelas, dan ia tidak jelas pula strateginya memerangi ancaman ISIS yang "menyebar seperti wabah", Selasa, 11/8/2015.
Dalam pidatonya Jeb tentang kebijakan luar negeri secara garis besar, jika ia masuk Gedung Putih, Bush mengkritik tajam masa Hillary Rodham Clinton sebagai menteri luar negeri dan menuduh dan Presiden Barack Obama dari Demokrat yang memungkinkan kelompok militan, khususnya ISIS menguasai Timur Tengah, Selasa.
"Siapa yang bisa serius menyatakan bahwa Amerika dan teman-teman kita lebih aman saat ini dari tahun 2009, ketika Presiden Obama dan Menlu Hallary Clinton, justru menuduh Obama dan Clinton sebagai 'tim saingan' saat menjabat", kata Bush. "Jadi ingin membuat sejarah, tapi mereka gagal membawa perdamaian”, tambahnya.
Dalam pidatonya Jeb Bush, hari Selasa, mengatakan ia akan meningkatkan jumlah pasukan AS di Irak, di mana kira-kira 3.500 pelatih militer Amerika dan penasihat yang sekarang sudah di Irak akan ditambah lagi menjadi 20.000 menghadapi ISIS yang sudah menguasai Suriah dan pengaruh sudah meluas di Timur Tengah.
Memukul ISIS membutuhkan penyingkiran Presiden Bashar Assad, kata Bush. Untuk melakukannya, ia mengatakan akan menyatukan kekuatan kelompok-kelompok moderat melawan ISIS di negara itu dan bersama pasukan AS "kembali mereka sebagai satu kekuatan”, tegasnya. Tapi, pasukan Amerika sudah loyo dan tidak memiliki kemampuan perang. Jadi tidak mungkin dapat mengalahkan ISIS. Itu omogn kosong dari calon presiden Amerika.
Masalah keamanan nasional dan terorisme menjadi isu utama dala pemiihan presiden Amerika. Namun, 60 persen orang Amerika mengatakan upaya memerangi ISIS akan berdampak buruk bagi Amerika sseperti dalam jajak pendapat CBS News. (dita/aby/voa-islam.com)