SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Pemimpin pemberontak Syi'ah Houtsi Abdul Malik Al-Housi pada hari Ahad (16/8/2015) mengeluarkan arahan yang menyerukan komandan senior untuk menerapkan keadaan darurat di berbagai belahan Yaman, termasuk kubu kelompok teroris dukungan Iran itu di provinsi Sa'ada di wilayah utara Yaman, aktivis dan warga mengatakan kepada Asharq Al-Awsat.
Berbicara kepada Asharq Al-Awsat pada kondisi anonimitas, para aktivis anti-Houtsi di Sana'a mengatakan kelompok pemberontak Syi'ah itu telah mengumumkan keadaan darurat di provinsi Sa'ada dan Hajjah di perbatasan dengan Arab Saudi.
Gerakan militer oleh pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu dilaporkan hari Senin oleh penduduk di daerah-daerah dekat perbatasan dengan Arab Saudi yang telah meluncurkan kampanye udara melawan Syi'ah Houtsi di Yaman sejak akhir Maret.
6.000 warga sipil jadi korban
Sementara itu, Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) pada Selasa (18/8) mengatakan sejak peningkatan konflik pada 26 Maret di Yaman, lembaga PBB itu mencatat sedikitnya 6.221 warga sipil jadi korban.
Korban jiwa tersebut meliputi 1.950 warga sipil tewas dan 4.271 cedera, kata seorang juru bicara PBB di Markas Besar PBB, New York, AS.
Antara 31 Juli dan 14 Agustus, sedikitnya 119 warga sipil tewas atau cedera di Yaman, kata Wakil Juru Bicara PBB Vannina Maestracci dalam satu taklimat harian di markas badan dunia itu.
Hampir 100.000 orang telah menyelamatkan diri dari negara Timur Tengah tersebut.
Saat ini, ada lebih dari satu juta orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri mereka di Yaman, sebanyak 250.000 pengungsi dan lebih dari 21 juta orang yang memerlukan di seluruh negeri itu.
Lebih dari 46.000 orang, termasuk warga Yaman dan pengungsi dari negara ketiga, telah menyelamatkan diri dari Yaman, terutama menuju Djibouti dan Somalia, sejak konflik meletus pada Maret. Pada saat yang sama dan sejak awal tahun ini, sebanyak 35.000 orang telah tiba di Yaman dengan naik perahu dari seluruh Teluk Aden, kata beberapa laporan. (st/aa,ant)