AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Departemen Pertahanan AS mengatakan jet-jet tempur Kanada menewaskan puluhan warga sipil Irak dalam serangan udara terhadap Daulah Islam (IS) di negara itu awal tahun ini, CBC News melaporkan Kamis (3/9/2015).
Dokumen-dokumen Pentagon yang diperoleh CBC News mengungkapkan bahwa pesawat-pesawat tempur tersebut menewaskan sebanyak 27 warga sipil dalam serangan Januari terhadap IS di barat laut dari Mosul.
Di sebuah daerah yang dikenal sebagai "Kisik Junction" Pasukan Khusus Koalisi menerima laporan dari seorang "tentara berbahasa Inggris Pesh" menyatakan bahwa "antara 6 hingga 27 warga sipil tewas pada tanggal 21 Januari sebagai akibat dari serangan koalisi," dokumen itu terbaca.
"Sebuah serangan (CF-18) Kanada menghantam posisi seorang penembak jitu/ senapan mesin berat Daesh di atap sebuah bangunan di dalam sebuah kompleks yang diduduki ISI yang berkorelasi dengan dugaan laporan," tambahnya.
Militer Kanada, yang menolak tuduhan itu, sejauh ini menolak untuk mengidentifikasi sumber dari tuduhan tersebut atau memberikan rincian tentang kualitas penyelidikan.
Dokumen-dokumen internal Pentagon juga mengungkapkan, "opini [Penasehat Hukum Komando Operasi Gabungan Kanada] adalah bahwa, di bawah Hukum Konflik Bersenjata (LOAC), tidak ada kewajiban bagi [Pasukan Udara Kanada] untuk melakukan penyelidikan."
"Ulasan [Angkatan Udara Kanada] mengidentifikasi bahwa tidak ada alasan substantif untuk percaya bahwa warga sipil telah tewas," kata Petugas Hubungan Masyarakat Angkatan Bersenjata Kanada, Kirk Sullivan kepada CBC.
"Lebih jauh, setelah tuduhan itu, tidak ada informasi dari Pasukan Keamanan Iak atau Penasehat Hukum yang menunjukkan kemungkinan adanya korban sipil," tambahnya.
Pemerintah Kanada bergabung dalam koalisi pimpinan AS dalam perang melawan Daulah Islam sejak Dewan Perwakilan negara tersebut menyetujui 6 bulan serangan udara di Irak terhadap IS Oktober lalu.
Dokumen ini merangkum 45 laporan terpisah yang melibatkan puluhan warga sipil yang tewas akibat serangan udara koalisi yang dipimpin AS di Irak dan Suriah.
Satu tuduhan merinsi sebueh serangan udara Australia berpotensi telah melukai atau menewaskan seorang wanita dan anak. Laporan ini, bagaimanapun, melanjutkan untuk mengabaikan tuduhan itu karena tidak ada "informasi cukup untuk menjamin penyelidikan lebih lanjut." (st/ptv)