View Full Version
Senin, 07 Sep 2015

Turki Akan Bangun Kembali 9 Masjid di Jalur Gaza

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Pemerintah Turki akan mulai membangun kembali sembilan masjid yang hancur selama operasi militer musim panas 2014 oleh Zionis Israel, menurut para pejabat Israel.

Prosedur untuk konfirmasi penuh dari proyek-proyek itu yang akan dilakukan oleh Direktorat Urusan Agama (Diyanet) selesai pekan lalu, para pejabat Israel mengatakan kepada Hurriyet Daily News Senin (7/9/2015).

Diyanet akan mengawasi upaya pembangunan kembali di bawah Mekanisme Rekonstruksi Gaza (GRM), sebuah perjanjian sementara antara Otoritas Palestina dan Zionis Israel yang dimaksudkan untuk memfasilitasi impor bahan bangunan penting ke wilayah itu setelah gencatan senjata.

Dengan demikian, sembilan masjid akan dibangun kembali di antaranya: Masjid Muslim, Masjid Safa, Masjid Hamza, Masjid Zuhair, Masjid Hassan Al-Bana, Masjid Badr, Masjid al-Bukhari, Masjid Sultan Abdul Hamid dan Masjid Al-Tauhid.

Sementara itu, sebuah proyek untuk pembangunan Rumah Pemotongan Hewasn Khanyonis di Gaza oleh Badan Kerjasama dan Koordinasi Perdana Menteri (tika) juga baru saja dikonfirmasi sepenuhnya oleh GRM.

Sebuah laporan terbaru yang diterbitkan oleh Konferensi PBB mengenai Perdagangan dan Pembangunan pada bantuan untuk rakyat Palestina memperingatkan bahwa Jalur Gaza bisa menjadi "tak layak huni" pada tahun 2020 jika kecenderungan ekonomi saat ini bertahan.

Selain delapan tahun blokade ekonomi, selama enam tahun terakhir, Gaza telah mengalami tiga operasi militer oleh Zionis yang telah menghancurkan kemampuannya untuk mengekspor dan memproduksi untuk pasar domestik, merusak infrastruktur yang sudah lemah, dan menyebabkan tidak ada waktu untuk rekonstruksi dan pemulihan ekonomi, kata laporan itu.

Menurut UNCTAD, krisis yang parah di Gaza berhubungan dengan air dan listrik, termasuk penghancuran infrastruktur penting selama operasi militer pada bulan Juli dan Agustus 2014. Sebagai contoh, badan itu menemukan bahwa Gaza 1,8 juta penduduk bergantung pada akuifer pantai sebagai sumber air tawar utama mereka, namun 95 persen dari air ini tidak aman untuk diminum.

Selain 500.000 orang yang telah mengungsi di Gaza sebagai hasil dari operasi militer terbaru, laporan memperkirakan kerugian ekonomi yang signifikan, termasuk penghancuran atau kerusakan parah lebih dari 20.000 rumah warga Palestina, 148 sekolah dan 15 rumah sakit. (st/hd)


latestnews

View Full Version