ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Sebuah aliansi yang dipimpin Saudi telah mengerahkan 10.000 tentara ke Yaman, saluran berita Qatar Al Jazeera, mengatakan hari Selasa (8/9/2015), dalam sebuah tanda dari tekad untuk mengusir pasukan pemberontak Syi'ah Houtsi setelah mereka menewaskan sedikitnya 60 tentara Teluk Arab pada hari Jum'at.
Negara-negara tetangga Yaman yang tergabung dalam koalisi menggenjot serangan udara di ibukota Sana'a pada hari Selasa dan berharap untuk meluncurkan serangan yang menentukan segera di kota yang direbut oleh pemberontak kaki tangan Syi'ah Iran itu tahun lalu.
"Jumlah tentara koalisi yang telah memasuki Yaman telah meningkat menjadi 10.000," koresponden Al Jazeera Abdul Mahsi al-Sheikh melaporkan dari selatan Arab Saudi.
"Sebuah kontingen kedua dari tentara Qatar akan tiba hari ini ke Yaman setelah memasuki perbatasan al-Wadee (dengan Arab Saudi) ... dimana pasukan koalisi telah ditambahkan ke peralatan militer mereka dengan 30 helikopter Apache, kendaraan lapis baja dan peluncur roket," ia menambahkan.
Pejabat Qatar dan koalisi tidak segera menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Pemerintah Yaman melarikan diri ke Riyadh pada akhir Maret ketika pasukan teroris Syi'ah Houtsi mendekati benteng terakhir mereka di Aden, memicu intervensi asing dan pertempuran yang telah menewaskan lebih dari 4.500 orang.
Negara-negara aliansi Arab menganggap kampanye mereka sebagai perang melawan pengaruh Syi'ah Iran yang merayap di halaman belakang mereka.
Pasukan loyalis pemerintah Yaman dan tentara Teluk merebut kembali Aden dan sebagian besar wilayah selatan Yaman pada bulan Juli, tapi garis pertempuran telah hampir tidak bergerak sejak pasukan sekutu menghadapi perlawanan keras di benteng pemberontak Syi'ah Houtsi di utara.
Pada hari Jum'at, milisi pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutu mereka dari tentara "nakal" Yaman yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh menembakkan rudal balistik era-Soviet ke sebuah pangkalan militer di provinsi tengah Maarib, menewaskan puluhan pasukan Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi dan Bahrain.
Serangan itu adalah yang paling mematikan bagi tentara Teluk dalam perang di Yaman, dan mungkin menjadi titik balik dalam konflik tersebut ketika negara-negara Teluk tampaknya berkomitmen untuk menghindari perang darat mereka sejauh ini.
Koran milik Saudi Al-Sharq Al-Awsat mengutip sumber koalisi mengatakan bahwa beberapa tentara Mesir dan 6.000 tentara Sudan akan segera bergabung dengan perang di Yaman. Kedua pemerintah tidak segera berkomentar.
Tapi sebuah sumber yang dekat dengan militer Qatar menegaskan bahwa emirat Teluk itu mengirim "kendaraan-kendaraan mekanik infanteri dan lapis baja" dan bahwa Sudan telah berkomitmen untuk mengirim 6.000 tentara.
"Operasi di Sana'a ... akan menggunakan pembom yang luas, kekuatan udara, untuk mendukung serangan darat," tambah sumber tersebut. (st/Reuters)