SANLIURFA, TURKI (voa-islam.com) - Puluhan ton bahan peledak telah disita dekat perbatasan Turki-Suriah dalam dua hari, dengan 17 orang yang diduga anggota Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) ditahan di kota perbatasan Kilis.
Sebanyak 6,5 ton bahan bom plastik disita setelah polisi di provinsi perbatasan tenggara Şanlıurfa menghentikan dan mencari sebuah truk jarak jauh penuh bawang di lingkungan Pekmezli distrik Akçakale provinsi Şanlıurfa pada 9 September, Dogan News Agency melaporkan pada 10 September
Bahan bom plastik tersebut, yang diidentifikasi sebagai pentaerythritol tetranitrate (PETN), ditemukan tersembunyi di tumpukan bawang pada truk yang dikemudikan oleh seorang pria yang diidentifikasi dengan inisial YK
Bahan peledak tersebut dilaporkan ditangani oleh para ahli bom dan dua tersangka termasuk YK ditahan atas insiden tersebut.
Dalam insiden lain di provinsi tenggara Mardin pada 10 September, 20 ton amonium nitrat, sebuah bahan bom yang umum digunakan dalam membuat alat peledak improvisasi, disita setelah pasukan gendarmerie (polisi Turki) memerikasa sebuah pondok di jalan yang menghubungkan Mardin ke provinsi tenggara Diyarbakır menyusul laporan intelijen yang mereka kumpulkan mengatakan bahan itu digunakan untuk membuat bom itu di sebuah pondok di tanah milik sebuah kursus mengemudi pribadi.
Pemilik tanah, diidentifikasi dengan inisial AA, mengatakan mereka tidak tahu tentang 400 karung bahan peledak yang ditemukan di dalam pondok tersebut.
Komando gendarmerie meluncurkan penyelidikan untuk menentukan siapa yang menempatkan 20 ton bahan peledak di pondok itu.
Sementara itu, 17 orang yang diduga anggota Daulah Islam (IS), termasuk dua warga Turki, ditahan di distrik perbatasan tenggara Elbeyli di Kilis pada 10 September, Kantor Gubernur Kilis mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis. Para tersangka telah berusaha untuk secara ilegal menyeberang ke Suriah, kata pernyataan itu.
"Sebanyak 17 anggota ISIL, 15 warga negara asing dan dua warga Turki, ditahan setelah mereka berusaha untuk secara ilegal menyeberang ke Suriah," katanya menyebut nama lain sebelumnya dari Daulah Islam. (st/hd)