SANA'A, YAMAN (voa-islam.com) - Sebuah operasi militer bersama untuk membebaskan provinsi Maarib di Yaman tengah dari pemberontak Syi'ah Houtsi dimulai saat fajar pada hari Ahad (13/9/2015), menurut sumber-sumber militer Yaman.
Berbicara kepada Asharq Al-Awsat, sumber itu mengatakan pasukan dari tentara dan relawan Yaman yang setia kepada Presiden Yaman Abdu Rabbu Mansour Al-Hadi, yang didukung oleh pasukan darat dan dilindungi pesawat dari koalisi anti-Houtsi yang dipimpin Saudi, telah memulai serangan yang paling "komprehensif dan penuh kekerasan" terhadap posisi pemberontak Syi'ah Houtsi di provinsi sejak pasukan koalisi mulai berdatangan sana pada bulan Agustus.
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada Asharq Al-Awsat serangan udara oleh helikopter Apache dan jet tempur F-16 serta senjata berat seperti tank dan peluncur roket Katyusha telah digunakan oleh koalisi sebagai bagian dari serangan itu.
Puluhan milisi pemberontak Syi'ah Houtsi telah mati sejak operasi dimulai, dengan lebih banyak yang kabur meninggalkan pos-pos mereka dan setidaknya 15 disandera oleh pasukan koalisi, kata mereka.
Operasi untuk membebaskan provinsi tengah dari pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutunya dari tentara yang setia kepada mantan presiden terguling Ali Abdullah Saleh dipandang sebagai pendahulu untuk serangan lain, yang bertujuan untuk merebut kembali ibukota Sana'a dari pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran tersebut.
Operasi darat untuk Sana'a akan melihat tentara koalisi dan loyalis Hadi menuju ke ibukota setelah pembebasan Maa'rib dan kemudian provinsi Saada dan Al-Jawf. Tiga daerah tersebut masing-masing terletak di sebelah utara, timur, dan timur laut dari ibukota.
Serangan ini datang ketika ribuan pasukan koalisi telah meluncur ke Maa'rib dalam beberapa pekan terakhir, termasuk pasukan Qatar dan Emirat.
Kampanye Koalisi yang dipimpin Saudi dimulai Maret menyusul kudeta oleh Syi'ah Houtsi yang mencopot Presiden Hadi dan pemerintahannya dari kekuasaan. Kudeta ini diikuti pengambilalihan ibukota Sana'a oleh kelompok pemberontak itu pada bulan September 2014 dan mulai menyebar ke daerah lain di negara berpenduduk mayoritas Sunnin tersebut.
Kampanye Koalisi awalnya menargetkan posisi-posisi pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutunya melalui serangan udara, mendukung serangan darat oleh loyalis Hadi. Kampanye itu sejauh telah membebaskan sebagian wilayah selatan negara itu, termasuk kota pelabuhan strategis Aden, dari Houtsi dan sekutu mereka.
Namun, operasi saat ini menandai pertama kalinya pasukan darat dari koalisi akan digunakan dalam operasi terkoordinasi dengan loyalis Hadi.
Sementara itu, Presiden Hadi, saat ini berada di pengasingan di Arab Saudi, hari Ahad menolak permintaan untuk berdialog dengan pemberontak Syi'ah Houthi kecuali mereka menerima resolusi PBB yang menyatakan mereka harus menarik diri dari semua wilayah di bawah kendali mereka dan mengembalikan semua senjata yang dirampas kepada negara.
Hadi dijadwalkan kembali ke Yaman untuk pertama kalinya sejak Maret, ketika kudeta Houtsi memaksanya untuk mencari pengasingan di Arab Saudi, dan akan mengunjungi Aden pada hari libur Idul Adha, yang akan jatuh pada 24 September. (st/aa)