NEW YORK, AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Daulah Islam (IS) sedang membuat terobosan di Afghanistan, memenangkan hati dengan semakin banyaknya simpatisan dan pengikut yang mereka rekrut di 25 dari 34 provinsi di negara itu, sebuah laporan PBB mengatakan pada hari Jum'at (25/9/2015) seperti dilansir AFP.
IS, yang mengontrol daerah yang luas di Suriah dan Irak, telah berusaha untuk membangun dirinya di Afghanistan, menantang Taliban di kandang mereka sendiri.
Tim monitoring PBB mengatakan IS telah meningkatkan propaganda dalam bahasa Inggris dalam tanda meningkatnya persaingan dengan Taliban.
Pasukan keamanan Afghanistan mengklaim kepada pengawas sanksi PBB bahwa sekitar 10 persen dari pejuang Taliban adalah simpatisan IS, menurut laporan oleh tim pemantau Al-Qaidah PBB.
"Jumlah kelompok dan individu yang secara terbuka menyatakan baik loyalitas atau simpati dengan ISIL terus tumbuh di sejumlah provinsi di Afghanistan," kata laporan itu menyebut nama lain dari IS sebelumnya.
Sumber pemerintah Afghanistan mengklaim "penampakan kelompok-kelompok dengan beberapa bentuk dari merek ISIL" atau simpati dilaporkan meningkat di 25 provinsi di negara yang dilanda perang itu, tambahnya.
Kelompok pendukung IS "secara teratur terlibat pertempuran" dengan pasukan militer Afghanistan, tapi bertempur dengan bagian lain dari pemberontakan jarang terjadi, kecuali di provinsi Nangarhar di mana mereka memerangi Taliban untuk menguasai perdagangan obat bius, klaim laporan tersebut.
Di antara pejuang IS yang menonjol, laporan itu mengkhususkan kepada Abdul Rauf Khadem, mantan penasihat Mullah Umar, yang mengunjungi Irak pada bulan Oktober 2014 dan sejak itu membentuk kelompok sendiri di provinsi Helmand dan Farah.
Khadem diduga telah merekrut pengikutnya dengan membayar sejumlah besar uang, klaimnya.
Pejuang asing dari Pakistan dan Uzbekistan, beberapa di antaranya memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaidah, telah datang di bawah bendera IS setelah melarikan diri negara mereka dan telah "menjadi diri mereka sendiri" dalam beberapa bulan terakhir, kata laporan itu.
Hingga 70 pejuang IS datang dari Irak dan Suriah dan sekarang membentuk inti dari cabang Daulah Islam di Afghanistan, menurut laporan tersebut.
Otoritas keamanan Afghanistan tidak menganggap munculnya pertumbuhan Daulah Islam sebagai "ancaman langsung yang meningkat" tetapi mereka mengawasi situasi sebagai "ancaman potensial baru", tambahnya. (st/AFP)