View Full Version
Senin, 26 Oct 2015

Warga Arab-Israel Gunakan Paralayang untuk Menyebrang Ke Suriah Bergabung dengan Daulah Islam (IS)

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Ketatnya pengamanan perbatasan Israel dan Suriah serta jalur resmi yang juga kemungkinan menimbulkan banyak kecurigaan membuat seorang warga Arab Israel menggunakan paralayang untuk menyebrang ke negara yang dilanda perang tersebut dan bergabung dengan Daulah Islam (IS).

Rezim Zionis Israel mengatakan pada hari Ahad (25/10/2015) bahwa seorang warga Arab-Israel telah menggunakan paraglider untuk terbang secara diam-diam ke negara tetangga Suriah, di mana dia berencana untuk bergabung dengan IS di Suriah.

Penerbangan pria itu pada 24 Oktober di perbatasan Dataran Tinggi Golan yang sangat dibentengi mengagetkan Zionis Israel, yang telah melihat puluhan minoritas Muslim Arab atau Palestina dari Yerusalem Timur mencapai perang sipil Suriah dengan melewati tujuan legal seperti Turki.

Militer Israel, yang menjatuhkan suar cahanya dari pesawat di sekitar Golan semalaman sebelum menyudahi pencarian pada 25 Oktober, mengeluarkan pernyataan singkat yang menggambarkan paraglider itu sebagai seorang Arab dari kota mayoritas Muslim Jaljulia. Dia tidak disebutkan namanya dan media Israel menyebut usianya 23 tahun.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kewarganegaraan pria itu akan dicabut sebagai bagian dari kebijakan yang lebih luas terhadap mujahidin.

Seorang menteri dari sayap kanan Partai Likud, Ofir Akunis, mengatakan kepada wartawan bahwa warga Arab Israel itu telah "menyeberang ke perbatasan ke Suriah ... untuk bergabung ISIL (IS)."

Pejuang oposisi Suriah yang kelompoknya beroperasi di daerah tersebut mengatakan paraglider itu telah mendarat di provinsi Quneitra atau Deraa Barat. Kelompok-kelompok pejuang oposisi lokal yang beroperasi di wilayah tersebut termasuk aliansi Front Selatan yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Suriah (FSA), Jabhat Al-Nusrah, dan kelompok yang disebut Brigade Syuhada Yarmouk, yang berafiliasi dengan IS.

Israel secara publik netral pada perang sipil Suriah, khawatir bahwa Assad dapat digulingkan oleh mujahidin yang secara terbuka lebih bermusuhan. Negara ini telah melarang warganya bepergian ke negara itu dengan alasan keamanan, dan telah menindak mereka yang dicurigai mencoba untuk melanggar larangan tersebut.

Warga Arab-Israel, sebagian besar dari mereka Muslim, berjumlah 20 persen dari penduduk Israel. Hubungan antar-etnis telah tegang oleh lonjakan dalam serangan jalanan warga Palestina dan pembunuhan serampangan oleh keamanan Zionis Israel bulan ini yang telah menewaskan lebih dari 52 warga Palestina dan sembilan warga Israel.

Dua video dari IS dan beredar di media sosial pekan lalu menyerukan peningkatan dalam kekerasan Palestina, yang telah didorong sebagian oleh kemarahan Muslim atas serbuan oleh orang-orang Yahudi ke situs suci Yerusalem diperebutkan.

Dalam salah satu video, seorang pria bersenjata bertopeng berbicara bahasa Ibrani dengan aksen Arab mengancam Israel dengan perang agama habis-habisan.

Layanan keamanan Shin Bet Israel mengatakan tidak bisa mengotentikasi video tapi salah satu pejabatnya mengatakan kepada Reuters bahwa, dengan lebih dari 40 orang Arab Israel dan Yerusalem Timur Palestina telah pergi untuk bergabung dengan IS di Suriah atau Irak, pembicara dalam video "bisa menjadi salah satu dari mereka." (st/Reuters)


latestnews

View Full Version