View Full Version
Selasa, 24 Nov 2015

Serangan Rasis terhadap Muslim di Inggris Meningkat 300 Persen Setelah Insiden Paris

LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Serangan rasis terhadap umat Islam yang tinggal di Inggris meningkat lebih dari 300 persen dalam sepekan setelah pembunuhan massal di Prancis yang diakui oleh Daulah Islam (IS).

Sebuah laporan pemerintah yang dilihat oleh harian Inggris the Independen menunjukkan ada 115 serangan terhadap Muslim di Inggris setelah serangan 13 November di Paris yang menyebabkan 130 orang tewas.

Sebagian besar korban adalah perempuan Muslim berusia antara 14 hingga 45 tahun yang mengenakan hijab. Mayoritas pelaku adalah laki-laki kulit putih berusia antara 15 hingga 35 tahun.

Tiga puluh empat korban adalah perempuan mengenakan jilbab dan delapan anak-anak muda.

Jumlah sebenarnya dari serangan terhadap Muslim mungkin akan jauh lebih tinggi karena banyak korban terlalu takut untuk menghubungi polisi, menurut kelompok hak asasi Tell Mama, yang menyusun statistik tersebut.

"Sebagian besar dan luar biasanya dari para korban adalah perempuan yang berusia antara 14-45," kata laporan itu.

"Ini berkaitan sejak kasus itu menunjukkan bahwa perempuan yang memakai jilbab adalah orang-orang yang disasar untuk pelecehan dan ancaman secara umum."

Tell Mama mengatakan sebagian besar serangan anti-Muslim telah terjadi di tempat umum, termasuk di kereta api dan bus.

Beberapa insiden ini telah tertangkap kamera.

Sebuah video yang diposting ke YouTube pada 13 November, hari yang sama dengan serangan di Paris, menunjukkan seorang pria mendorong seorang wanita ke sisi kereta bergerak di stasiun bawah tanah Piccadilly Circus di London.

Pria itu kemudian telah didakwa dengan percobaan pembunuhan dan saat ini menjalani persidangan.

Tell Mama mengatakan bahwa "banyak korban telah menyatakan bahwa tidak ada seorang pun yang datang untuk membantu mereka atau bahkan menghibur mereka, yang berarti bahwa mereka merasa menjadi korban, malu, sendirian dan marah tentang apa yang telah terjadi terhadap mereka."

Tell Mama melaporkan bahwa 16 dari korban dalam laporannya mengatakan mereka akan "takut untuk keluar di masa depan dan bahwa pengalaman itu telah mempengaruhi kepercayaan diri mereka". (st/mee)


latestnews

View Full Version