AMERIKA (voa-islam.com) - Ini berawal dari pernyataan Donald Trump, bakal calon presiden Partai Republik, yang dalam wawancara dengan YahooNews mengatakan dia membuka kemungkinan melakukan pengawasan terhadap komunitas Muslim.
Ketika reporter bertanya apakah mungkin membuat kartu identitas Muslim atau mendata setiap Muslim, Trump tidak menolak ide itu.
“Kita harus memperhatikan masjid. Kita harus memperhatikannya dengan sangat, sangat cermat.”
sebagai protes sekaligus sindiran.
“Saya Muslim Amerika dan saya sudah memiliki identitas khusus. Mana identitas khusus Anda?”
Lainnya kemudian mulai menggunggah kartu identitas mereka dalam #MuslimID, yang sudah digunakan 10.000 kali dalam tiga hari terakhir.
“Saya pikir foto itu hanya dapat beberapa tombol suka,” kata Rashid tentang kicauan pertamanya. “Saya tidak percaya itu menjadi viral.”
Polisi, pengacara, dan dokter ambil bagian dalam gerakan itu dan memotret kartu identitas profesi mereka dengan bangga.
“Saya Muslim Amerika, saya melayani dan melindungi komunitas saya #muslimid,” kata seorang pengguna Twitter dengan menggunggah kartu identitasnya sebagai kepala polisi daerah.
“Hey @realDonaldTrump ini #MuslimID saya, saya merawat yang sakit tanpa memandang ras, agama, atau kepercayaan mereka,” ujar yang lain.
Tayyib adalah bagian dari komunitas Ahmadiyah yang sering mendapat kekerasan di Pakistan. Dia pindah ke AS dengan keluarganya di usia 10 tahun.
Rashid mengatakan kepada BBC Trending dia senang pesannya diperhatikan banyak orang.
“Saya bangga menjadi Muslim Amerika dan bagi saya tidak ada konflik antara keduanya,” katanya. [BBC/sharia]