MOSUL, IRAK (voa-islam.com) - Beberapa ratus tentara Turki telah dikerahkan untuk memberikan pelatihan bagi pasukan Irak di daerah dekat kota Mosul, Irak utara, yang berada di bawah kendali Daulah Islam (IS), sumber-sumber keamanan Turki mengatakan kepada Reuters, Jum'at (4/12/2015).
Daulah Islam menyerbu Mosul, kota berpenduduk lebih dari satu juta orang, pada bulan Juni 2014, tapi serangan balik oleh pasukan Syi'ah Irak telah berulang kali ditunda karena mereka terlibat dalam pertempuran di tempat lain.
"Tentara Turki telah mencapai wilayah Bashiqa Mosul. Mereka ada sebagai bagian dari latihan rutin. Satu batalion telah menyeberang ke wilayah itu," kata sumber tersebut, menolak untuk mengatakan dengan tepat berapa banyak tentara telah dikerahkan.
Dia mengatakan pasukan itu telah berada di Kurdistan Irak dan pindah ke Mosul disertai dengan kendaraan lapis baja, dalam sebuah langkah dari yang disadari oleh negara-negara koalisi yang menargetkan IS.
Video yang dirilis di situs surat kabar pro-pemerintah Turki Yeni Safak menunjukkan truk-truk pengangkut membawa kendaraan lapis baja di sepanjang jalan di malam hari, menggambarkan mereka sebagai sebuah konvoi yang menyertai pasukan Turki ke Bashiqa.
"Penyerbuan"
Sebuah pernyataan dari kantor media perdana menteri Irak menegaskan bahwa pasukan Turki berjumlah "sekitar satu batalion bersenjata dengan sejumlah tank dan meriam" telah memasuki wilayahnya dekat Mosul tanpa permintaan atau izin dari pihak berwenang Baghdad. Mereka meminta pasukan itu untuk segera pergi.
Dalam pernyataan terpisah muncul di televisi pemerintah, kementerian luar negeri Irak menyebut aktivitas Turki "penyerbuan" dan menolak setiap operasi militer yang tidak dikoordinasikan dengan pemerintah federal.
Seorang perwira militer senior Kurdi yang berbasis di garis depan Bashiqa, utara Mosul, mengatakan para pelatih tambahan asal Turki telah tiba di sebuah kamp di daerah itu pada Kamis malam dikawal oleh kekuatan perlindungan Turki.
Dia mengatakan dia tidak mengetahui ukuran kekuatan dan menolak untuk berspekulasi.
Kamp ini digunakan oleh kekuatan yang disebut Hashid Watani (mobilisasi nasional), yang terdiri terutama dari para mantan polisi Irak dan relawan Sunni Arab dari Mosul.
Pasukan ini dibentuk oleh mantan Gubernur Atheel al-Nujaifi, yang dekat dengan Turki. Sudah ada sejumlah kecil pelatih Turki di sana sebelum penyebaran terbaru ini
"Tentara kami sudah di Irak. Sebuah batalion tentara telah ada. Pelatihan sudah diberikan di wilayah itu selama dua sampai tiga tahun terakhir. Ini adalah bagian dari pelatihan itu," kata seorang pejabat senior Turki.
Di Washington, dua pejabat pertahanan AS mengatakan Jum'at bahwa Amerika Serikat menyadari penyebaran ratusan tentara Turki ke Irak utara tapi itu langkah ini bukan bagian dari kegiatan koalisi pimpinan AS.
Melatih pejuang Peshmerga
Pejabat senior Turki lainnya mengatakan tentara di wilayah itu berada di sana untuk melatih pejuang Kurdi Peshmerga.
Turki memiliki hubungan yang dekat dengan pemerintahan zona otonomi Kurdi di Irak utara, meskipun mereka memandang kelompok Kurdi Suriah sepanjang perbatasan sebagai memusuhi kepentingannya.
"Ini adalah bagian dari perang melawan Daesh (IS)," katanya, menambahkan bahwa ada sekitar 20 kendaraan lapis baja yang menyertai mereka sebagai perlindungan.
IS saat ini menempati petak luas di Irak dan Suriah, mengambil keuntungan dari perpecahan antara kelompok-kelompok yang menentang mereka.
Pada hari Selasa, Amerika Serikat mengatakan pihaknya mengerahkan kekuatan pasukan operasi khusus baru ke Irak untuk melakukan serangan terhadap IS di sana dan di negara tetangga Suriah.
Kantor Perdana Menteri Syi'ah Irak Haider al-Abadi telah mengatakan menyambut bantuan asing tapi pemerintah Syi'ah Irak perlu untuk menyetujui pengerahan pasukan operasi khusus di mana pun di Irak.
Abadi menegaskan bahwa pasukan tempur darat asing tidak diperlukan di Irak.
Kelompok-kelompok bersenjata kuat Syi'ah Irak yang selama ini menjadi ujung tombak dalam melawan IS juga telah berjanji untuk melawan setiap penyebaran pasukan AS ke negara itu. Tidak jelas bagaimana mereka memandang kehadiran tentara Turki di sana. (st/Reuters)