ISTANBUL, TURKI (voa-islam.com) - Polisi Turki menangkap seorang pria Yahudi Israel karena menjual organ tubuh para pengungsi Suriah di Istanbul, kantor berita Fars melaporkan hari Selasa (8/12/2015).
Boris Walker juga dikenal sebagai Boris Wolfman ditangkap karena melakukan operasi ilegal pada para pengungsi Suriah di klinik kecil di Turki.
Pasien yang secara ilegal menerima sebuah organ harus membayar antara 70.000 hingga 100.000 Euro, menurut sebuah dakwaan yang diajukan terhadap dirinya, sedangkan pengungsi pendonor organ menerima jumlah uang yang sangat keci, yang mengakibatkan keuntungan puluhan ribu euro yang dinikmati Boris Walker untuk setiap transplantasi.
Wolfman diburu oleh Interpol, organisasi polisi internasional, untuk perdagangan organ masa lalu.
Penyelundup organ telah menempatkan iklan di koran-koran Rusia untuk menemukan pendonor potensial. Wolfman tidak menjelaskan kepada para pendonor tentang risiko fisik dan mental yang mereka hadapi, menyembunyikan setiap informasi yang mereka butuhkan untuk diketahui sebelum mereka membuat keputusan.
Sebuah pengadilan Turki memutuskan untuk mengekstradisi Wolfman kembali ke Israel setelah masa penahanan 40 hari.
Wolfman sebelumnya telah didakwa dengan pengorganisasian perdagangan organ dan transplantasi ilegal di Kosovo, Azerbaijan, dan Sri Lanka, dalam serangkaian dugaan pelanggaran yang dilakukan antara tahun 2008 hingga 2014.
Di Kosovo, donor organ diduga dibebaskan tanpa pengawasan medis, penjelasan tentang perawatan medis yang diperlukan, atau saran kesehatan kritis. Setidaknya satu remaja laki-laki, yang ginjalnya diambil, lumpuh setelah tidak menerima perawatan yang tepat.
Pasar gelap organ telah berkembang di Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir, dengan masuknya jutaan pengungsi. Pada 2013, penyelundup Libanon mengatakan kepada Der Spiegel bahwa, karena keputusasaan di banyak tempat tinggal pengungsi, ada "lebih banyak penjual (organ) dari pada pembeli.
Banyak pengungsi telah kehilangan segalanya, dan telah memberikan kepada penyelundup tabungan hidup mereka dan bahkan mengorbankan hidup mereka dalam pelayaran berbahaya dengan harapan mencari suaka di benua Eropa yang sebagian besar telah memusuhi kedatangan mereka.
Hampir 4,3 juta pengungsi Suriah terdaftar dengan PBB. Jutaan orang memadati kamp-kamp pengungsi berpopulasi padat di negara tetangga Turki, Yordania, dan Libanon. Banyak dari mereka yang hidup di jalan, dan hanya sedikit yang memiliki akses ke sumber daya dasar atau prospek pekerjaan.
Para penjahat seperti Boris Walker telah mengambil keuntungan dari keputusasaan para pengungsi Suriah, yang berharap dapat menghasilkan uang dari penjualan organ tubuh mereka meski hal tersebut berakhir dengan harapan tak sesuai dengan perkiraan mereka. (st/fars)