BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Menteri Pertahanan Irak hari Sabtu (19/12/2015) meramalkan bahwa pasukan keamanan Syi'ah Irak yang didukung oleh serangan udara koalisi pimpinan AS akan merebut kembali kontrol penuh dari kota Ramadi pada akhir tahun.
"Saya bertemu dengan Operasi Komando Gabungan dan mereka menegaskan kepada saya bahwa kita akan mendapatkan kembali semua kota Ramadi pada akhir bulan ini," kata Khaled al-Obeidi wartawan di Baghdad.
Awal bulan ini, pasukan yang dipimpin oleh detasemen elit kontra-terorisme Irak merebut kembali Al-Tameem, lingkungan barat daya Ramadi dari Daulah Islam (IS).
IS mengambil kontrol penuh Ramadi pada pertengahan Mei, dalam apa yang tampak sebagai kekalahan paling menyengat bagi pemerintah Syi'ah Irak sejak Baghdad meluncurkan serangan balik untuk mendapatkan kembali daerah besar yang direbut IS pada musim panas 2014.
Serangan di Al-Tameem bulan ini menandai langkah penting dalam upaya lama tertunda untuk merebut kembali kota itu, terletak sekitar 100 kilometer barat dari Baghdad dan ibukota provinsi besar berpenduduk mayoritas Sunni, Anbar.
"Alasan pertempuran begitu lama adalah untuk menghindari korban di kalangan pasukan kami dan juga untuk menghindari korban sipil," klaim Obeidi. "Masih banyak warga sipil di kota."
Kuatnya pertahanan IS dan banyaknya front pertempuran di tempat lain yang mereka ciptakan membuat militer Syi'ah Irak dan milisi sekutunya juga harus terpecah konsentrasinya dan menambal sulam kekuatan di daerah-daerah tersebut untuk mengimbabangi kekutan IS sehingga membuat operasi merebut Ramadi molor dari yang ditentukan.
Menurut klaim pejabat militer, ada tidak lebih 300 anggota IS masih berada di pusat kota dan menggunakan terowongan untuk menghindari serangan udara.
Pejuang IS menyerang sebelah barat laut dari Ramadi dengan bom mobil jibaku berusaha untuk merebut kembali kontrol dari jembatan utama Palestina dalam beberapa hari terakhir, tetapi pasukan Irak masih bisa bertahan.
"Kota Ramadi sekarang telah diisolasi sepenuhnya, dan pasukan keamanan Irak mulai melakukan operasi pembersihan mereka," klaim juru bicara koalisi yang berbasis di Baghdad, Kolonel Steve Warren, kepada wartawan, Jum'at.
Dia mengatakan bahwa IS telah menggunakan sungai Eufrat yang mengalir melalui Ramadi untuk memasok pejuangnya ke dalam kota dengan prajurit dan peralatan militer.
Pengendalian kedua sisi tepi sungai di bidang utama telah secara signifikan mengurangi kemampuan organisasi jihad itu untuk menyediakan pasokan kembali, kata Warren. (st/AFP)