JAZAN, ARAB SAUDI (voa-islam.com) - Arab Saudi pada Senin (21/12/2015) dini hari mencegat rudal yang ditembakkan dari Yaman menuju wilayah perbatasan selatan, koalisi mengatakan, dalam serangan terbaru semacamnya meskipun gencatan senjata dan pembicaraan perdamaian.
Dalam pernyataan singkat, koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang berperang di Yaman sejak Maret mengatakan pertahanan udara menghentikan rudal mencapai distrik Jazan di selatan kerajaan.
"Pasukan Udara segera menghancurkan landasan peluncuran di Yaman," kata koalisi.
Arab Saudi telah mengerahkan baterai rudal Patriot yang dirancang untuk melawan rudal balistik taktis.
Tiga warga sipil, dua dari mereka dari India, meninggal pada hari Sabtu ketika tembakan meriam dari Yaman menghantam kota perbatasan Najran.
Pada hari Jum'at, koalisi mengatakan pertahanan udara Saudi mencegat rudal balistik yang diluncurkan dari Yaman dan bahwa rudal kedua menghantam sebuah gurun di wilayah timur dari kota Najran.
Serangan itu datang setelah sumber lokal melaporkan bahwa pada tanggal 13 September rudal lain menghantam daerah gurun di selatan kerajaan, tidak menyebabkan kerusakan.
Semua serangan ini, serta pertempuran di tanah di Yaman, terjadi meski gencatan senjata tujuh hari dalam hubungannya dengan pembicaraan damai di Swiss.
Pembicaraan antara pemerintah Yaman dan pemberontak Syi'ah Houtsi yang didukung Iran menyimpulkan pada hari Ahad tanpa terobosan besar, beberapa jam sebelum serangan rudal terbaru.
Kepala tim negosiasi pemerintah Yaman, Menteri Luar Negeri Abdel Malak al-Mekhlafi, mengatakan gencatan senjata akan diperpanjang selama tujuh hari setelah resmi berakhir pada hari Senin.
Pada hari Jum'at pasukan Penjaga Perbatasan Arab Saudi mengulangi peringatan bahwa penduduk harus tinggal jauh dari perbatasan.
Pesawat-pesawat tempur koalisi dan pasukan telah mendukung pasukan di Yaman yang setia kepada Presiden Abdu Rabbu Mansour Hadi melawan pemberontak Syi'ah Houtsi dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh.
Lebih dari 80 orang, sebagian besar dari mereka tentara dan penjaga perbatasan, telah tewas dalam penembakan dan bentrokan lintas perbatasan di selatan kerajaan sejak operasi koalisi dimulai di Yaman. (st/wb)