DAMASKUS, SURIAH (voa-islam.com) - Setidaknya tujuh orang kembali meninggal akibat kelaparan pada hari Ahad (17/1/2016) di kota terkepung Suriah, Madaya di pinggiran Damaskus, sumber-sumber lokal melaporkan.
"Tujuh orang meninggal karena gizi buruk di Madaya," kata Dr Khalid Muhammad Khalid, kepala pusat kesehatan Madaya.
Khalid menambahkan bahwa konvoi bantuan PBB tidak bisa mencakup semua kebutuhan orang-orang di Madaya, yang telah menderita kekurangan tajam makanan selama berminggu-minggu.
"Meningkatnya korban meninggal di Madaya mencerminkan krisis serius di kota yang dikepung ini. Masyarakat internasional diperlukan untuk melakukan lebih; jika tidak, kita akan menyaksikan lebih banyak kematian akibat kelaparan dalam beberapa hari mendatang, "katanya.
Lebih dari 35 warga sipil telah mati kelaparan di Madaya selama empat pekan terakhir karena pengepungan yang diberlakukan oleh pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan juga milisi Syi'ah Hizbullat Libanon yang menjadikan blokade tersebut sebagai salah satu strategi perang biadab mereka.
Pekan lalu, konvoi kemanusiaan akhirnya mencapai kota terkepung Suriah Madaya dengan kesehatan dan persediaan makanan yang menyelamatkan jiwa dari PBB dan mitranya bagi 42.000 warga putus asa setelah laporan tentang orang-orang yang mati kelaparan akibat pengepungan oleh pasukan pro-rezim dan milisi Syi'ah Hizbullata.
Namun, aktivis melaporkan bahwa bantuan itu tidak cukup karena tidak bisa mencapai ribuan orang di kota itu.
Berbicara kepada ARA News di Damaskus, Dr. Nizar Hani mengatakan: "Orang-orang yang terdampar dari Madaya membutuhkan perawatan kesehatan intensif, karena kedatangan makanan tidak dapat menghapus konsekuensi bencana kelaparan yang diderita oleh korban selama beberapa pekan terakhir."
Pasukan yang setia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad dan juga milisi Syi'ah Hizbullat Libanon memblokade Madaya sejak Desember tahun lalu. Mereka melakukan blokade sangat ketat sehingga menyebabkan orang-orang menderita kelaparan yang membawa mereka pada kematian. Sejumlah aktivis mengatakan beberapa penduduk memakan dedaunan untuk bertahan hidup karena sulitnya mendapatkan makanan.
Tidak berhenti di situ, aksi biadab rezim Assad dan sekutunya dari Syi'ah Hizbullata juga dilakukan dengan cara menempatkan para penembak jitu untuk membunuh siapa saja yang mencoba keluar meninggalkan Madaya untuk mendapatkan makanan dan juga mengeksekusi orang-orang yang tertangkap ingin memberikan bantuan kepada warga di daerah tersebut. (an/ARA)