BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Rezim Suriah telah menjatuhkan selebaran di daerah-daerah yang dikuasai pejuang oposisi di utara dari Homs mengancam mereka agar menyerah atau menghadapi kerusakan lebih lanjut di tengah meningkatnya serangan udara yang dilakukan oleh jet tempur Rusia dan rezim Bashar Al-Assad.
Seperti dilansir NOW, selebaran ancaman itu disampaikan pada Rabu (3/2/2106) pagi oleh helikopter yang terbang di atas wilayah kantong-kantong yang dikuasai oposisi mengumbar janji amnesti kepada para pejuang lokal yang bersedia menyerahkan senjata dan memaksa keluar para mujahidin asing dari wilayah titik nyala.
Mujahidin diberikan tenggat waktu mujahidin hingga hari Kamis untuk menerima tawaran itu, atau "pertempuran lain akan berlanjut, menyebabkan kerugian besar yang tidak dapat dihindari," sesumbar rezim Assad menurut selebaran itu.
"Memilih jalan damai dan kehidupan yang aman jauh lebih baik daripada jalan perang dan kehancuran," tambah selebaran tersebut.
Homs Media Center yang dijalankan para jurnalis warga lokal dan aktivis, telah melaporkan pemboman intensif di daerah pejuang oposisi dalam bebepara hari terakhir, sementara video yang telah beredar media sosial menunjukkan serangan menghantam kota dan desa utara dari Homs.
"Pesawat-pesawat Rusia tidak meninggalkan langit daerah itu selama tiga hari," kata aktivis Amer al-Nasser kepada televisi Al Aan.
"Mereka telah melakukan lebih dari 80 serangan, menewaskan hampir 25 orang dan melukai lebih dari 100, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak," katanya dalam wawancara yang dipublikasikan Rabu pagi.
Sementara itu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan sejumlah serangan udara di utara Homs, beberapa diluncurkan pada Selasa sore dan menewaskan delapan orang, termasuk lima anak-anak.
Pemboman menargetkan kota Hirbnafsah, Kissin dan Gharnata, yang terletak antara provinsi Homs dan Hama di sepanjang salah satu jalur pasokan terakhir ke wilayah yang dikuasai pejuang oposisi di kawasan itu.
Perlawanan keras pejuang oposisi
Situs Zaman al-Wasl yang pro-oposisi mengatakan bahwa kota Hirbnafsah dan Kissin telah "hampir hancur" oleh serangan udara, sementara para warganya telah melarikan diri dari kota-kota yang terkepung itu untuk mencari perlindungan yang lebih aman.
Rezim Suriah melancarkan serangan pada pertengahan Januari untuk merebut Hirbanfsah dan kota-kota terdekat dekat perbatasan administratif memisahkan provinsi Homs dan Hama, namun pejuang oposisi yang berjaga di daerah telah melakukan perlawanan keras.
Pada awal bulan, pasukan pro-rezim telah menyita serangkaian desa di timur dari jalan raya M5 Hama-Homs, mengancam untuk memberlakukan pengepungan ketat di Homs utara.
Para aktivis telah memperingatkan bahwa kemajuan ini bisa menyebabkan bencana kemanusiaan untuk wilayah itu dan 250.000 penduduknya.
Untuk bagian utara Homs, mujahidin mengendalikan kantong-kantong dengan lebar sekitar 50 kilometer dari wilayah yang pada sulur sempit membentang turun langsung dari Talbisa sepanjang jalan raya kunci M-5 ke pinggiran ibukota provinsi.
Pasukan rezim telah mempertahankan serangan ke zona yang dikontrol oposisi, dimana mereka telah berulang kali mencoba untuk memutar kembali keuntungan tanpa pernah sukses, bahkan dengan dimulainya serangan udara Rusia pada tanggal 30 September 2015. (st/NOW)