MIGINNES, PRANCIS (voa-islam.com) - Walikota sebuah kota di Prancis tengah telah melarang kursus bahasa asing Turki dan Arab di sekolah-sekolah umum wilayah itu karena alasan "keamanan".
Keputusan itu diambil oleh Walikota kota Migennes, François Boucher, yang terpilih dari Uni tengah-kanan untuk Gerakan Populer (UMP) yang kemudian berganti nama menjadi Partai Republik dan saat ini dipimpin oleh mantan presiden Nicolas Sarkozy.
Berbicara kepada Anadolu Agency hari Selasa (16/2/2016), Wakil Ketua Asosiasi Budaya Turki Migennes Faruk Biyik mengatakan bahwa kelas bahasa Turki dan Arab, yang sedang diberikan di sekolah umum sebagai bagian dari program bahasa ibu dan pendidikan budaya (ELCO), dilarang karena 'acaman keamanan dan teror'.
Kursus di bawah lingkup ELCO sendiri diberikan kepada anak-anak dari keluarga pekerja yang bermigrasi dari Aljazair, Kroasia, Italia, Maroko, Portugal, Serbia, Tunisia dan Turki Menurut Perjanjian bilateral yang ditandatangani pada tahun 1977.
Biyik mengatakan sekitar 90 siswa mengambil kelas bahasa tersebut. Dia menambahkan bahwa ia dan rekan-rekannya telah menanyakan Akademi Pendidikan Prancis dan kegubernuran provinsi tentang praktek walikota yang dijawab prakterk semacam itu itu tidak pernah ada.
Meski tidak bertemu dengan para guru, Biyik mengatakan bahwa Walikota Boucher menuduh para guru kelas bahasa Turki dan Arab tidak mengenal Prancis atau yang tidak jelas di mana mereka berasal.
Biyik mengatakan keputusan itu tidak adil dan mereka akan melakukan perlawanan agar kursus tersebut akan kembali diperkenalkan.
Para guru Turki dilaporkan memberikan kelas bahasa di empat kota yang berbeda tanpa masalah - selain Migennes. (st/ds)