LONDON, INGGRIS (voa-islam.com) - Para anggota Islamic State (IS) mengandalkan komponen non-militer yang berasal dari Amerika Serikat, Jepang dan negara-negara lain untuk membuat bom dan alat peledak improvisasi (IED), sebuah penelitian menemukan.
Menurut temuan Conflict Armament Research (CAR) yang berbasis di London, sebagian besar komponen tersebut, termasuk bahan kimia, pupuk, kawat, dan barang elektronik, sedang disalurkan melalui Turki ke wilayah yang berada di bawah kontrol IS di Irak dan Suriah.
Para peneliti menganalisis asal-usul lebih dari 700 komponen yang ditemukan dari bengkel pembuatan bom IS dan bom yang belum meledak dan menemukan bahwa bagian-bagian telah diperoleh secara sah.
Kelompok ini juga mengidentifikasi bahwa 51 perusahaan di 20 negara, termasuk perusahaan Eropa dan AS, terlibat dalam rantai pasokan yang akan menyebabkan ujung mematikan.
Peledak yang paling sering digunakan dibuat dengan amonium nitrat, pupuk. Ponsel favorit kelompok itu, digunakan untuk peledakan jarak jauh, adalah Nokia 105, menurut laporan yang dirilis pada hari Rabu (24/2/2016).
Laporan itu mengatakan tidak jelas apakah distributor lokal tahu di mana barang-barang mereka pada akhirnya, mencatat bahwa beberapa produsen dan distributor tidak menjawab permintaan informasi. (st/ptv)