View Full Version
Jum'at, 26 Feb 2016

Swedia Adili Pencari Suaka Asal Suriah yang Diduga Lakukan Kejahatan Perang Bersama Rezim Assad

STOCKHOLM, SWEDIA (voa-islam.com) - Pemerintah Swedia hari Kamis (25/6/2016) mulai melakukan pengadilan terhdap seorang pencari suaka yang diduga melakukan kejahatan perang di Suriah atas nama rezim Presiden Bashar al-Assad.

Tersangka yang berusia 31 tahun ditangkap di pusat kota Stockholm, hari Selasa, dan ia muncul di Pengadilan Negeri Stockholm pada hari Kamis untuk sidang pendahuluan dalam kasus ini.

"Dia konon seorang warga negara Suriah dan telah melakukan perjalanan ke Swedia. Kasus ini berdasarkan informasi dan gambar yang muncul di internet, "kata jaksa Reena Devgan kepada kantor berita lokal Swedia, TT.

Media lokal itu melaporkan bahwa sidang digelar "di balik pintu tertutup".

Jaksa penuntut mengatakan bahwa pria itu, yang baru-baru ini mengajukan permohonan suaka di Swedia, mengakui bahwa ia telah bekerja untuk rezim Assad di Suriah, "tapi membantah mengambil bagian dalam kekerasan atau pertempuran".

"Yang bisa saya katakan adalah bahwa dia berada di sisi tentara Suriah, dan ia menyangkal setiap tindak pidana," kantor pengacara pembelaannya Johan Åkermark seperti dikutip mengatakan.

Pengadilan Negeri Stockholm telah menyerahkan orang itu ke dalam tahanan sementara penyelidikan terus berlanjut.

Sementara itu, radio Swedia melaporkan bahwa tersangka, yang telah tiba di Swedia Juli lalu untuk mencari suaka, diyakini telah melakukan apa yang disebut "pelanggaran" di beberapa titik "antara Maret 2012 dan Juli 2015".

"Ini adalah salah satu insiden tunggal, tapi kami belum mampu membangun persis kapan itu terjadi," kata jaksa Reena Devgun. "Ini adalah kejahatan yang sulit untuk menyelidiki dan kita tidak mampu untuk melakukan perjalanan ke Suriah. Tetapi konflik tersebut terdokumentasi dengan baik dan adalah mungkin untuk mengumpulkan informasi."

Tahun lalu, sekitar 163.000 pencari suaka tiba ke Swedia. Lebih dari 50.000 dari mereka terdaftar sebagai warga Suriah yang telah melarikan diri dari negara mereka yang dilanda perang. (st/ARA)


latestnews

View Full Version