View Full Version
Selasa, 15 Mar 2016

Pengadilan Jerman Panggil Pendiri Gerakan Anti-Islam PEGIDA atas Tuduhan Kebencian

DRESDEN, JERMAN (voa-islam.com) - Sebuah pengadilan di Jerman telah memanggil pendiri gerakan anti-Muslim dan anti-pengungsi PEGIDA untuk diadili atas tuduhan kebencian, termasuk dengan memanggil pengungsi dengan sebutan "sapi" dan "sampah."

Pengadilan di timur kota Dresden, yang merupakan tempat kelahiran kelompok xenophobia tersebut, mengatakan pada hari Senin (14/3/2016) bahwa mereka telah memerintahkan pemanggilan Lutz Bachmann, yang dituduh menghasut kebencian.

Pria berusia 43 tahun itu telah memposting serangkaian pesan yang kontroversial di halaman Facebook PEGIDA pada tahun 2015 dan telah didakwa dengan memprovokasi kebencian pada Oktober tahun lalu.

Pengadilan mengatakan komentar Bachmann ini "menganggu ketertiban umum" dan merupakan sebuah "serangan terhadap martabat (para pengungsi)."

Ia ditetapkan untuk tampil di hadapan pengadilan pada bulan April, sementara dua sidang selanjutnya akan berlangsung pada bulan Mei.

PEGIDA, sebuah singkatan Jerman untuk "Patriotik Eropa melawan Islamisasi Barat," awalnya menarik beberapa pendukung, tetapi kemudian terjebak dalam serangkaian skandal yang mendorong pengunduran diri massal di antara para pemimpin dan lenyapnya mereka dari panggung politik Jerman tahun lalu.

Komentar rasis terang-terangan Bachmann dan serangkaian foto di mana ia berpose sebagai Adolf Hitler adalah salah satu alasan mengapa minat dalam gerakan-kanan itu telah memudar.

Namun, kelompok anti Islam itu telah membuat kemunculan kembali di tengah masuknya pengungsi besar-besaran yang dihadapi Eropa.

Para pengungsi tersebut sebagian besar melarikan diri zona yang sarat dengan konflik di Afrika dan Timur Tengah, khususnya Suriah.

Jerman, salah satu tujuan paling populer bagi para pengungsi, mendaftar sekitar 1,1 juta dari mereka antara Januari dan Desember 2015. Negara ini memperkirakan 2,5 juta lebih akan tiba selama lima tahun ke depan.

Lebih dari 141.000 pencari suaka telah mencapai Eropa melalui Mediterania sepanjang tahun ini, sementara lebih dari 440 meninggal dalam perjalanan mereka ke benua tersebut, menurut angka terbaru oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi.

Banyak menyalahkan kekuatan Barat termasuk negara Eropa Barat untuk eksodus yang belum pernah terjadi sebelumnya dari para pengungsi dari negara asal mereka, di mana mereka menghadapi kekejaman dan kebrutalan rezim Assad dan milisi Syi'ah sekutunya baik lokal maupun luar negeri yang berasal dari Irak, Iran, Libanon dan juga Afghanistan. (st/ptv)


latestnews

View Full Version