ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Turki sedang menghadapi salah satu dari gelombang terorisme terbesar dan paling berdarah dalam sejarah negara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan.
Dalam sebuah konferensi Departemen Kehutanan di Istanbul hari Senin (21/3/2016) untuk menandai Hari Kehutanan, Air dan Meteorologi Dunia, Erdogan mengatakan Turki menghadapi serangan dari kelompok teroris PKK dan afiliasinya serta Islamic State (IS) sejak Juli tahun lalu.
Tentang cara terbaik untuk menangani ancaman terorisme, presiden Turki mengatakan "Selama bangsa kita terus memperkuat kesatuan, kebersamaan dan solidaritas kita, [kami bisa menang atas terorisme] ... ini adalah penangkal terbesar terorisme".
Dia juga meminta perlunya mengembangkan cara-cara baru untuk memerangi terorisme. "Saya percaya kami akan mencapai hasil secepat mungkin dengan mengembangkan metode pertempuran baru melawan teknik teror baru," katanya.
PKK - juga dipandang sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa - melanjutkan kampanye bersenjata 30 tahun mereka melawan negara Turki sejak Juli 2015.
Sejak itu, lebih dari 300 anggota pasukan keamanan telah tewas dan ribuan teroris PKK tewas dalam operasi di seluruh Turki dan Irak utara.
Turki juga merupakan bagian dari koalisi pimpinan AS melawan kelompok IS di bagian Irak dan Suriah.
Baru-baru ini, sejumlah serangan teroris terhadap warga sipil telah terjadi di ibukota Turki Ankara dan Istanbul, yang dipersalahkan pada PKK dan IS. (st/an)