ADEN, YAMAN (voa-islam.com) - Setidaknya 27 orang, termasuk 10 warga sipil, tewas pada hari Jum'at (25/3/2016) setelah tiga ledakan jibaku merobek kota kedua Yaman Aden, kata para pejabat.
Pemboman mobil menghantam pos pemeriksaan pasukan loyalis Yaman di selatan kota yang berfungsi sebagai markas sementara untuk pemerintah, dan diikuti oleh upaya untuk menyerang pangkalan terdekat koalisi pro-pemerintah Arab yang dipimpin Saudi yang baru-baru ini mulai membidik afiliasai Al-Qaidah Yaman selatan.
Dua bom meledak secara bersamaan di pos pemeriksaan terpisah di distrik Shaab, di pinggiran barat Aden, sementara bom ketiga yang ditanam di ambulans diledakkan di pos pemeriksaan dekat Mansura, di pusat Aden, kata pejabat itu.
Islamic State (IS) menyatakan bertanggung jawab atas pemboman itu, dengan kantor berita IS-berafiliasi Amaq mengatakan dalam sebuah laporan online bahwa "para pejuang IS telah meluncurkan tiga operasi mati syahid dan serangan terhadap basis koalisi di Aden".
Ledakan itu adalah pendahulu untuk serangan terhadap markas pasukan koalisi pimpinan Saudi di distrik Buraiga Aden, kata seorang pejabat keamanan dari Komando Militer Aden mengatakan kepada Xinhua pada kondisi anonimitas.
Helikopter Apache milik koalisi menyerang posisi IS di daerah sekitarnya ketika para pejuang mereka berusaha untuk maju ke markas.
Serangan itu terjadi setahun setelah koalisi melancarkan kampanye udara terhadap pemberontak Syi'ah Houtsi kaki tangan Iran untuk mendukung pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi secara yang diakusi secara internasional.
Koalisi mulai membidik Al-Qaidah di Aden untuk pertama kalinya pekan lalu.
Sebuah serangan udara AS hari Selasa pada kamp pelatihan Al-Qaidah di provinsi tenggara dari Hadramaut menewaskan lebih dari 70 pejuang dalam pukulan besar bagi kelompok itu.
Cabang Al-Qaidah di Yaman dianggap oleh Washington sebagai afiliasi paling berbahaya dari organisasi jihad internasional tersebut.
Koalisi Arab meluncurkan kampanye udara terhadap pemberontak Syi'ah Houtsi tahun lalu ketika para pemberontak yang didukung Iran iu maju pada perlindungan Hadi di Aden dan memaksa dia untuk melarikan diri ke Riyadh.
Para loyalis Hadi sejak itu berhasil mengusir para pemberontak Syi'ah Houtsi keluar dari Aden dan empat provinsi selatan lainnya, berkat dukungan militer dari koalisi.
Namun demikian koalisi telah gagal untuk menghadapi pukulan yang menentukan terhadap pemberontak dan sekutu mereka, yang terus mengontrol bagian besar dari Yaman, termasuk ibu kota Sana'a, yang mereka sita pada bulan September tahun 2014. (st/MEE)