JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Gerakan perlawanan Palestina Hamas mengatakan mereka menahan empat tentara Zionis Israel yang ditangkap selama rezim perang 50-hari Tel Aviv di Jalur Gaza pada tahun 2014.
Selama pernyataan televisi hari Jum'at (1/4/2016), juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Izzudine Al-Qassam, di Gaza, Abu Obeida, mengatakan gerakan tersebut tidak memiliki kontak dengan Zionis Israel atas para tahanan, membantah pernyataan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu yang mengaku-ngaku bahwa telah terjadi pembicaraan dengan kelompok perlawanan Palestina itu atas masalah tawanan.
"Tidak ada pembicaraan atau negosiasi berkaitan dengan tahanan," kata Obeida saat berbicara di TV lokal Al-Aqsa dengan poster di belakangnya menunjukkan foto hitam-putih dari empat tentara Zionis Israel.
Pejabat Palestina itu menekankan bahwa Zionis Israel "tidak akan [bisa] mendapatkan informasi tentang keempat nya tanpa membayar harga yang jelas sebelum dan setelah negosiasi" dalam masalah ini.
Dia mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin "Netanyahu berbohong kepada umat-Nya" dan "menipu keluarga para tentara tawanan."
Netanyahu baru-baru mengklaim bahwa "kemajuan penting" telah dibuat dalam mendapatkan kembali dua tentara yang dipenjarakan di Gaza.
Tel Aviv belum membuat komentar apapun tentang pengumuman tersebut sejauh ini.
Hamas telah menolak untuk mengatakan apakah tentara itu telah mati atau masih hidup, tetapi Zionis Israel telah berulang kali mengumumkan bahwa para tentara itu tewas dalam serangan Gaza dan meminta Hamas untuk mengembalikan mayat mereka kembali ke Israel.
Sedangkan pada hari Jumat, Times of koran Israel secara online menyebut empat tentara itu sebagai dua tentara yang tewas yaitu Oron Shaul dan Hadar Goldin serta Avraham Mengistu 29 tahun, seorang Ethiopia Israel, bersama dengan seorang warga Badui-Israel.
Mengistu dikatakan telah menghilang setelah ia "secara independen" memasuki Gaza pada tanggal 7 September 2014, dua pekan setelah berakhirnya perang Israel terbaru di Gaza pada musim panas 2015.
Orang kedua, yang namanya belum dirilis, adalah Arab Badui dari desa Hura yang dilaporkan memasuki Gaza melalui Erez Crossing pada bulan April tahun 2014.
Pada awal Juli 2014, Zionis Israel melancarkan perang di Jalur Gaza. 50 hari serangan itu berakhir pada 26 Agustus dengan gencatan senjata yang mulai berlaku setelah negosiasi tidak langsung di ibukota Mesir Kairo. Hampir 2.200 warga Palestina, termasuk 577 anak-anak, tewas dalam serangan Israel. Lebih dari 11.100 orang lain - termasuk 3.374 anak-anak, 2.088 perempuan dan 410 orang tua - juga terluka.
Hamas melancarkan serangan rudal balasan terhadap Israel, dengan Tel Aviv menyatakan bahwa 53 tentara Israel tewas dalam perang Gaza. Namun, Hamas menempatkan angka pada sekitar 100.
Israel dan Hamas tidak secara resmi melakukan kukontak langsung, dan kesepakatan apapun harus dimediasi oleh pihak internasional. Pada tahun 2011, tentara Israel yang diculik, Gilad Shalit dibebaskan dalam pertukaran untuk 1.027 tahanan Palestina, dalam kesepakatan yang ditengahi dengan bantuan seorang diplomat Jerman.
Tentara Israel itu telah ditahan di Jalur Gaza yang terkepung selama lebih dari lima tahun. (st/ptv)