View Full Version
Jum'at, 08 Apr 2016

Serangan Drone AS di Paktika Tewaskan 17 Warga Sipil, Termasuk Tetua Suku Anti-Taliban

AFGHANISTAN (voa-islam.com) - Serangan udara AS di provinsi Paktika Afghanistan telah menewaskan sedikitnya 17 warga sipil, pejabat lokal dan para tetua suku mengatakan, membantah klaim pejabat Amerika dan Afghanistan bahwa hanya mujahidin yang gugur dalam peristiwa tersebut.

Mereka tewas dalam tiga serangan pesawat tak berawak yang dilakukan oleh AS di wilayah Nematabad hari Rabu, mantan senator Afghanistan Haji Muhammad Hasan mengatakan, dikutip The New York Times Jum'at (8/4/2016).

Serangan pertama menghantam sebuah kendaraan yang membawa seorang tetua suku setempat, Haji Rozuddin, yang sedang dalam perjalanan untuk menengahi sengketa tanah di sebuah suku dengan empat pengawal dan tujuh orang lainnya, kata laporan itu.

"Haji Rozuddin itu sangat anti-Taliban," kata Hasan. "Dia membawa pengawal karena Taliban berusaha membunuhnya."

"Mobil itu hancur, dan ada sedikit dari mayat yang tersisa," katanya.

Segera setelah serangan itu, serangan lain menewaskan dua orang yang datang untuk membantu memindahkan mayat-mayat dari truk setelah serangan pertama, kata Hasan.

Serangan ketiga juga menewaskan tiga warga sipil lainnya di atas sebuah bukit kecil. Mereka berusaha "untuk melihat apa yang terjadi dan mengapa dua orang sebelumnya belum juga kembali," jelasnya.

Gubernur Shaista Khan Akhtarzada juga menegaskan bahwa tim investigasi telah menetapkan bahwa "orang-orang yang tewas adalah warga sipil."

Militer AS mengklaim pada hari Kamis bahwa dua serangan udara hari Rabu di Paktika menewaskan 14 pejuang Taliban

"Tidak ada bukti sama sekali yang menunjukkan bahwa ada korban sipil," Charles Cleveland, juru bicara militer Amerika Serikat di Afghanistan, mengklaim.

Cleveland mengklaim bahwa sebagian besar "hanya di bawah seratus" serangan AS di Afghanistan dari 1 Januari - 31 Maret difokuskan pada pejuang Islamic State (IS) di timur provinsi Nangarhar.

Pejabat dan penduduk mengatakan bahwa serangan udara tersebut telah relatif langka di Paktika dalam beberapa bulan terakhir, bahkan saat Amerika Serikat telah mengintensifkan operasi udara di tempat lain di negara itu.

Pada bulan Januari, Presiden AS Barack Obama mengizinkan pasukan Amerika untuk menargetkan IS yang muncul di Nangarhar. (st/ptv)


latestnews

View Full Version