ANKARA, TURKI (voa-islam.com) - Ankara mengatakan Turki dan Zionis Israel telah membuat kemajuan menuju kesimpulan dari kesepakatan yang bertujuan mengakhiri pembekuan enam tahun dalam hubungan mereka.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan wakil nya Feridun Sinirlioglu, utusan khusus PM Israel Joseph Ciechanover dan jenderal Israel Jacob Nagel bertemu di London hari Kamis untuk membahas kesepakatan rekonsiliasi.
Pernyataan hari Jum'at (8/4/2016) lebih lanjut mengatakan Ankara dan Tel Aviv telah sepakat bahwa kesepakatan akan diselesaikan dalam pertemuan berikutnya, yang akan segera terjadi.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu mengkonfirmasi sebelumnya pada hari Kamis bahwa kedua belah pihak telah mengadakan negosiasi baru pada normalisasi hubungan.
"Pertemuan dengan Israel telah berlangsung untuk sementara waktu dan itu terus berlanjut hari ini," kata Davutoglu.
Perdana menteri Turki itu menambahkan bahwa "langkah-langkah berikutnya akan jelas dan pengumuman yang diperlukan akan dilakukan untuk masyarakat" dalam kasus tuntutan Ankara yang diterima baik.
Harian Israel Haaretz juga mengatakan dalam sebuah laporan baru-baru ini bahwa tim negosiasi yang ditetapkan untuk bertemu untuk berdiskusi tentang cara untuk mempersempit perbedaan yang tersisa pada isu-isu seperti markas Hamas di Istanbul dan pengepungan Gaza.
Pertemuan itu datang setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan siap untuk menormalkan hubungan negaranya dengan Tel Aviv setelah enam tahun hubungan tegang.
Pada bulan Januari, Erdogan mengatakan Turki dibutuhkan Israel di wilayah tersebut ketika dua sisi menunjukkan antusiasme mereka untuk menormalkan hubungan.
Pada 24 Maret, media Turki mengutip Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mengatakan bahwa Tel Aviv ingin memperbaiki hubungan dengan Ankara. Dia mengatakan Israel selalu mempertahankan kebijakan pemulihan hubungan dengan Turki.
Israel dan Turki secara tradisional sekutu dekat di akhir 1990-an dan awal 2000-an. hubungan Ankara-Tel Aviv, bagaimanapun, memburuk menyusul serangan Israel terhadap kapal bantuan Mavi Marmara yang berusaha mematahkan blokade angkatan laut Israel dari Jalur Gaza pada Mei 2010.
Serangan itu menewaskan sembilan warga Turki dan melukai sekitar 50 orang lainnya yang merupakan bagian dari tim pada konvoi enam kapal. Seorang warga nasional Turki kesepuluh kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Pada bulan September tahun itu, Turki menangguhkan hubungan militer dengan Israel dan mengusir utusan Israel dari Ankara menyusul penolakan Tel Aviv untuk meminta maaf atas pembunuhan yang mereka lakukan terhadap warga Turki di atas kapal Gaza. (st/ptv)