ALEPPO, SURIAH (voa-islam.com) - Tentara pemerintah Suriah bersama dengan para petempur Syi'ah bayaran dari Hizbullata Libanon, Irak, Iran, Afghanistan telah menggelar operasi militer besar-besaran untuk merebut petak tanah strategis di provinsi barat laut Aleppo dari mujahidin.
Pada hari Kamis (14/4/2016), pasukan Suriah yang juga didukung oleh kekuatan udara Rusia, melakukan tekanan serangan sengit di utara ibukota provinsi Aleppo, terletak sekitar 355 kilometer utara ibukota, Damaskus, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan .
Pertempuran sengit dilaporkan terjadi di sekitar wilayah Handarat, di mana pasukan pemerintah Suriah dan milisi Syi'ah sekutu berusaha untuk memotong jalur suplai penting dari mujahidin.
pesawat tempur baik dari Rusia maupun Suriah lakukan serangan udara di dan di sekitar Handarat, kata kepala kelompok monitoring yang berbasis di Inggris, Rami Abdel Rahman.
Juga pada Kamis, unit tentara Suriah ditargetkan posisi afiliasi Al-Qaidah Jabhat Al-Nusrah di desa Tal al-Eis dan Kafar Naha di Provinsi Aleppo.
Operasi hari Kamis diluncurkan sehari setelah pembicaraan damai yang ditengahi PBB antara pemerintah Suriah dan pejuang oposisi dilanjutkan di Jenewa. Pada hari Rabu, utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura menekankan bahwa gencatan senjata itu sebagian besar dilakukan meskipun "kerusakan" baru-baru ini di beberapa daerah.
Perjanjian gencatan senjata itu sendiri tidak berlaku untuk Islamic State (IS) dan Jabhat Al-Nusrah.
Menurut laporan Februari oleh Pusat Penelitian Kebijakan Suriah, konflik di negara itu telah merenggut nyawa lebih dari 470.000 orang, luka-luka 1,9 juta orang, dan pengungsi hampir setengah dari populasi pra-perang yang berjumlah sekitar 23 juta di dalam atau di luar perbatasan Suriah. (st/ptv)