AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Sebuah resolusi UNESCO menyatakan bahwa Al Aqsa dan tempat-tempat suci lainnya di Hebron dan Bethlehem merupakan "bagian integral dari Palestina." UNESCO juga mengecam Zionis Israel, "sang penguasa pendudukan," karena menanam kuburan palsu di pemakaman Muslim.
Dua tujuan wisata, Masjid Ibrahimi (Gua para Leluhur) di jantung kota tua Hebron dan Masjid Bilal bin Rabah (Makam Rachel) di Bethlehem, diberi nama dalam laporan mereka sebagai "situs-situs Palestina." Draft keputusan oleh dewan eksekutif UNESCO tentang Palestina yang diduduki itu dirilis pada 11 April.
UNESCO "menegaskan kembali bahwa dua situs bersangkutan yang terletak di ... Hebron dan di Betlehem merupakan bagian integral dari Palestina" dan "tidak menyetujui penggalian, pekerjaan, pembangunan jalan pribadi (oleh) ISrael untuk pemukim (Yahudi) dan tembok pemisah di dalam Kota Tua ... Hebron yang sedang berlangsung, yang akan mempengaruhi integritas situs tersebut, "kata pernyataan itu.
UNESCO juga mengecam serangan Israel terhadap umat Islam di Al Haram Al-Sharif, dan situs sucinya, Masjid Al-Aqsa.
Organisasi itu "mengutuk keras agresi Israel dan langkah-langkah ilegal terhadap kebebasan beribadah dan akses umat Muslim ke situs Suci masjid Al-Aqsa Masjid / Al-Haram Al Sharif, dan meminta Israel, Penguasa Pendudukan, untuk menghormati Status Quo bersejarah dan agar segera menghentikan tindakan ini," kata pernyataan itu.
UNESCO meminta Israel untuk menghentikan "melarang umat Islam mengubur jenazah di beberapa ruang dan dengan menanam kuburan palsu Yahudi di ruang lain dari pemakaman Muslim."
Kelompok ini juga mengkritik "blokade Israel yang terus menerus terhadap Jalur Gaza," yang menyebabkan "jumlah korban amat berat di antara anak-anak Palestina," serta "serangan terhadap sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan dan budaya lain dan penolakan akses ke pendidikan."
Sementaa itu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Sabtu malam mengecam UNESCO atas keputusan tersebut, mengatakan UNESCO benar-benar mengabaikan fakta bahwa itu juga sebuah situs suci bagi orang Yahudi.
"Ini salah satu lagi keputusan PBB yang tidak masuk akal. UNESCO mengabaikan hubungan bersejarah yang unik dari Yudaisme ke Temple Mount, di mana dua candi berdiri selama seribu tahun dan yang setiap orang Yahudi di dunia telah berdoa selama ribuan tahun," kata Netanyahu.
"PBB sedang menulis ulang bagian dasar dari sejarah manusia dan telah kembali membuktikan bahwa tidak ada rendah yang tidak akan membungkuk," lanjut sang perdana menteri. (st/wb)