BRUSSELS, BELGIA (voa-islam.com) - Para pejabat Belgia mengatakan ada tanda-tanda bahwa lebih banyak militan terkait Islamic State (IS) telah dikirim ke Eropa setelah pemboman yang menewaskan 32 orang di Brussels bulan lalu.
Pada hari Selasa (19/4/2016), para pejabat Belgia memutuskan untuk mempertahankan status ancaman pada tingkat tertinggi kedua setelah otoritas analisis ancaman negara, Paul Van Tigchelt, mengatakan IS telah mengirim para pejuang ke Eropa untuk serangan baru.
"Ada indikasi bahwa Islamic State telah mengirimkan pejuang ke Eropa dan Belgia, tingkat ancaman yang saat ini di level ke tiga tidak akan turun," katanya.
IS, yang terutama aktif di Suriah dan Irak, menyatakan bertanggung jawab atas serangan Brussels, yang terjadi pada 22 Maret.
Empat pembom terlibat dalam serangan Belgia, tiga di antaranya meledakkan diri mereka. Yang keempat, yang bomnya tidak meledak, telah melarikan diri dan pada menghlang sampai baru-baru ini. Dia diidentifikasi pada penangkapan sebagai Mohamed Abrini.
Perhubungan di balik serangan juga telah dikaitkan dengan serangan November 2015 di Paris, yang menewaskan sekitar 130 orang dan juga diklaim oleh IS.
Penyelidikan serangan Paris mengungkapkan bahwa pelaku sebagian besar berbasis di Belgia. Pada tanggal 18 Maret, tersangka utama dalam serangan, Salah Abdeslam, ditangkap di Brussels.
Pihak berwenang juga telah mengumumkan bahwa sidik jari dan DNA Abrini ditemukan di dua rumah aman di Brussels dan dalam kendaraan terkait dengan serangan Paris.
Perdana Menteri Prancis Manuel Valls juga mengatakan Rabu ini pemerintahnya akan meminta parlemen untuk memperpanjang keadaan darurat yang diumumkan setelah serangan mematikan Paris.
Langkah tersebut, yang memberikan negara meningkatkan kekuatan keamanan, diterapkan setelah serangan 13 November yang menewaskan 130 orang dan melukai ratusan lainnya di ibukota Perancis.
Langkah itu sudah diperpanjang selama tiga bulan pada bulan Februari sampai 26 Mei tapi Valls mengatakan, pemerintah berharap untuk memperpanjang itu untuk melindungi turnamen Euro 2016 yang akan diselenggarakan di Prancis dari 10 Juni sampai 10 Juli.
Ia mengatakan Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve akan membuat proposal ke kabinet hari Rabu dan teks akan dikirim ke parlemen, yang akan melakukan pemilihan pada masalah ini.
"Kami akan mengusulkan untuk memperpanjang(keadaan darurat) untuk jangka waktu tambahan dua bulan dari akhir Mei dalam pandangan ancaman," katanya.
Langkah yang luar biasa memungkinkan pihak berwenang untuk menempatkan sebagai tahanan rumah setiap orang yang dianggap "ancaman bagi keamanan dan ketertiban umum" dan untuk memerintahkan pencarian dari rumah ke rumah setiap jam tanpa melibatkan pengadilan.
Sejak itu diberlakukan pada bulan November, lebih dari 3.500 pencarian telah dilakukan, menghasilkan 400 penangkapan, Cazeneuve mengatakan hari Jum'at.
Pada bulan Februari, badan intelijen kriminal Uni Eropa, Europol mengatakan hingga 5.000 anggota terlatih dari IS berada di Eropa. (st/AFP)