YANGON, MYANMAR (voa-islam.com) - Para aktivis mendesak tindakan terhadap sekelompok biksu yang berpatroli di situs agama yang paling terkenal Myanmar setelah para pedagang Muslim diserang, dan satu dipukuli secara brutal.
Pada hari Jum'at (22/4/2016), Thet Swe Win - Sekjen gabungan Kongres Pemuda Nasional - menyajikan cetakan petisi online kepada pihak berwenang setelah para nasionalis Budha mepaksa para penjual Muslim keluar dari Pagoda Shwedagon di ibukota komersial Yangon pekan lalu.
"Saya menyerahkan dokumen dan permohonan untuk kepala menteri dan menteri urusan perbatasan daerah Yangon hari ini," kata Thet Swe Win kepada Anadolu Agency melalui telepon.
"Ini untuk keadilan dan supremasi hukum," katanya, menambahkan bahwa tindakan para biksu telah melanggar konstitusi negara, yang menyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk melakukan bisnis secara bebas dalam setiap bagian dari negara.
Petisi online (di change.org) didirikan dan ditujukan kepada Ketua Menteri Yangon Phyo Min Thein setelah para biksu menganiaya para penjual Muslim dalam empat insiden terpisah pada 17 April - hari pertama Tahun Baru tradisional Myanmar.
Petisi itu ditandatangani oleh sedikitnya 3.000 orang dalam dua hari peluncurannya, Rabu.
Insiden 17 April melihat beberapa biksu berjubah safron menyerang para pedagang, dan merampok uang dan barang-barang mereka di empat insiden terpisah di pagoda, sebuah ikon bangunan emas beratap besar yang dikunjungi oleh ratusan ribu wisatawan setiap tahun.
Mereka mengklaim bahwa umat Islam tidak diperbolehkan untuk melakukan bisnis di setiap kuil Budha.
Swe Win mengatakan ia telah bertemu dengan sang penjual, dan menemukan bahwa salah satu dari mereka - Abdul Qadir (Ye Ko Ko) 25 tahun, dipukuli, ditendang dan ditinju setelah dikawal dari situs ke biara terdekat dengan enam biksu.
"Mereka memukul wajah saya, mulai menyikut saya dan membawa saya ke biara untuk pemukulan," Ye Ko Ko seperti dikutip oleh M-Media (Myanmar Muslim Media) mengatakan.
Thu Seikkta - pemimpin nasionalis Patriotik Monks Union, yang terlibat dalam insiden Jumat - mengatakan bahwa mereka hanya berusaha untuk melindungi pagoda.
"Mereka [para pedagang Muslim] secara bertahap menempati pagoda," katanya kepada kepada Anadolu Agency melalui telepon.
"Tidak ada orang Muslim diperbolehkan untuk melakukan bisnis apapun di dekat pagoda karena Muslim tidak mengizinkan orang lain melakukan bisnis di dekat masjid mereka," tegasnya.
"Siapa yang bisa menjamin umat Islam ini tidak akan mengebom pagoda satu hari?" tanya nya sambil menuduh. (st/wb)