View Full Version
Jum'at, 29 Apr 2016

PBB: Pelarangan Impor Semen Israel Hentikan Bantuan Rekonstruksi Jalur Gaza

JALUR GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - PBB mengatakan bantuan rekonstruksi untuk lebih dari 1.350 keluarga Gaza telah dihentikan karena kekurangan mengerikan dari bahan bangunan, setelah Zionis Israel memblokir impor khusus semen ke dalam wilayah kantong tersebut.

Jalur Gaza telah menderita kelangkaan bahan konstruksi kronis yang disebabkan oleh blokade ketat Zionis Israel yang telah dilakukan atasnya sejak 2007. Kelangkaan itu diperburuk setelah Tel Aviv mencegah impor semen awal bulan ini, menuduh gerakan perlawanan Palestina yang berbasis di Gaza, Hamas mengalihkan pasokan tersebut.

Pada hari Jum'at (29/4/2016), pernyataan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengumumkan bahwa "organisasi-organisasi yang memberikan bantuan harus menangguhkan bantuan tunai untuk perbaikan rumah untuk lebih dari 1.370 keluarga sebagai akibat dari kelangkaan dan kenaikan harga secara akut."

Larangan Tel Aviv telah menyebabkan kekurangan parah di seluruh wilayah pesisir tersebut, OCHA mencatat, menambahkan, "Selain itu, pembayaran untuk 1.550 keluarga yang dijadwalkan untuk memulai rekonstruksi sedang tertunda karena kurangnya semen yang tersedia."

Hamas membantah tuduhan Israel, mengatakan impor sejalan dengan Mekanisme Rekonstruksi Gaza yang ditengahi PBB, yang bertujuan untuk memungkinkan untuk rekonstruksi setelah tiga perang Israel yang menghancurkan sejak 2008.

Menanggapi larangan Zionis Israel, Imad al-Baz, wakil direktur Departemen ekonomi di Gaza, mengatakan pemerintah Hamas tidak mengganggu mekanisme distribusi semen. Dia mengatakan semua lokasi-lokasi distribusi di Jalur Gaza dipantau oleh kamera Israel.

Robert Piper, koordinator kemanusiaan PBB untuk wilayah Palestina, juga mengatakan ia tidak memiliki bukti untuk mendukung tuduhan Israel.

Banyak dari Gaza tetap hancur berantakan sejak perang Israel terhadap wilayah itu pada musim panas 2014, yang menewaskan lebih dari 2.500 orang dan mendatangkan kerusakan besar di seluruh wilayah pesisir tersebut.

Menurut PBB, lebih dari 75.000 orang yang rumahnya hancur atau rusak parah masih mengungsi. (st/ptv)


latestnews

View Full Version