GAZA, PALESTINA (voa-islam.com) - Pemimpin Hamas di Gaza mengatakan kelompoknya tidak akan menerima "dalam keadaan apa pun" serangan Zionis Israel ke wilayah itu setelah hari ketiga serangan udara oleh pesawat-pesawat Israel.
Komentar Ismail Haniyeh, hari Jum'at (6/5/2016) datang selama kekerasan terburuk di Gaza sejak akhir perang 2014, di mana 2.200 warga Palestina dan 72 orang Israel tewas.
"Kami tidak menyerukan perang baru, tapi kami tidak akan menerima dalam keadaan apapun serangan ini," kata Haniyeh.
Haniyeh mengatakan bahwa pasukan Israel telah menerobos "150 hingga 199m dengan dalih mencari terowongan".
"Kami mengirim beberapa pesan bahwa perlawanan tidak akan membiarkan tentara pendudukan Israel untuk memaksakan aturan baru dalam batas-batas Jalur Gaza."
Dia mengatakan gerakan itu tidak akan menerima yang "disebut zona penyangga", mengacu pada jalur selebar 100m- di sepanjang perbatasan tapi di dalam wilayah Gaza di mana tentara Israel telah menyatakan berhak untuk beroperasi.
Israel mengklaim pekan ini bahwa pihaknya telah menemukan dua terowongan Hamas yang merentang ke Israel, dan membom beberapa yang diduga sebagai pelatihan Hamas di dalam Jalur Gaza.
Kelompok hak asasi manusia terus mengungkapkan keprihatinan tentang krisis yang terjadi. Menurut Rami Abdu, ketua Euro-Mid Monitor untuk Hak Asasi Manusia, selama 48 jam terakhir 29 peluru artileri dan 11 serangan udara telah menghantam Gaza.
Pesawat Israel menghantam "infrastruktur teror" Hamas di Jalur Gaza selatan pada Jum'at pagi dalam menanggapi tembakan mortir lintas batas, klaim tentara Israel.
saksi Palestina mengatakan, ada dua set serangan udara, satu menargetkan Beit Lahia di Gaza utara dan yang kedua di Khuzaa, tenggara dari Khan Yunis, di selatan wilayah.
Itu adalah serangan udara keempat di Gaza sejak Rabu. Tidak ada laporan tentang korban.
Reporter Middle East Eye Eye Mohammed Omer menulis di Twitter bahwa jet-jet Israel telah terbang rendah di atas Gaza pada jam-jam awal pagi.
Pada hari Kamis, Tank Israel menewaskan Zeina al-Amour, 54, di rumahnya di Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lima warga sipil terluka, termasuk tiga anak-anak.
Sejak bentrokan pecah, Hamas atau kelompok perlawanan lainnya telah menembakkan sedikitnya 10 mortir di perbatasan, dan angkatan udara Israel telah melakukan empat serangan di Gaza.
Tank-tank Israel yang ditempatkan di perbatasan juga telah berulang kali menembakkan apa yang militer klaim merupakan sasaran Hamas. (st/mee)