TEPI BARAT, PALESTINA (voa-islam.com) - Sebuah badan HAM Palestina mengatakan, pasukan militer Zionis Israel telah menangkap sedikitnya 2.000 anak-anak Palestina di bawah usia 18 sejak ketiga Intifada (perlawanan) terhadap rezim Tel Aviv melanda wilayah pendudukan Oktober lalu.
Juru bicara Pusat Studi Tahanan Palestina (PPP), Riyad al-Ashqar, mengatakan penahanan itu merupakan 36 persen dari total 5.500 penangkapan yang dilakukan pasukan Zionis Israel sejauh ini, jaringan televisi satelit berbahasa Arab al-Aqsa melaporkan pada hari Sabtu 13/5/2016).
Dia menambahkan bahwa para anak-anak itu terutama ditahan di wilayah pendudukan al-Quds serta bagian selatan Tepi Barat di kota al-Khalil (Hebron), terletak 30 kilometer selatan dari al-Quds,
Para warga Palestina yang ditangkap dalam beberapa kasus bahkan berusia kurang dari 10 tahun, dan telah menderita luka tembak di tempat kejadian, Menurut Ashqar.
Ashqar mengatakan 450 anak-anak Palestina, memperlakukan termasuk usia enam belas anak di bawah 14 tahun, saat ini ditahan di penjaa dan fasilitas=fasilitan penahanan Israel, menyebut Ali al-Quds al-Alqam yang berusia 11 tahun sebagai tahanan Palestina yang paling muda.
Juru bicara PPCS menyatakan bahwa jumlah anak-anak dan remaja Palestina yang ditangkap telah mencapai rekor tertinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, mencatat bahwa para pejabat Israel melihat anak-anak sebagai kekuatan penggerak di balik Intifada yang sedang berlangsung di tanah yang diduduki.
Komisi Urusan Tahanan 'dan Ex-Tahanan mengumumkan dalam laporan yang dirilis pada tanggal 3 April bahwa enam anak Palestina di bawah umur sedang ditahan oleh pihak berwenang Israel di bawah penahanan administratif.
Beberapa tahanan telah ditahan administrasi sampai delapan, sepuluh dan sebelas tahun tanpa dakwaan diajukan terhadap mereka.
Kabarnya ada lebih dari 6.500 warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan dari narapidana tampaknya telah dipenjara di bawah praktek penahanan administratif, yang mana merupakan sebuah kebijakan di mana para tahanan Palestina dipenjara di fasilitas-fasilitas penahanan Israel tanpa pengadilan atau dakwaan.
wilayah Palestina yang diduduki Zionis Israel telah menjadi tempat adegan ketegangan yang meningkat sejak Agustus 2015, ketika Zionis Israel memberlakukan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Timur al-Quds (Yerusalem).
Lebih dari 210 warga Palestina, termasuk anak-anak dan perempuan, telah kehilangan nyawa mereka di tangan pasukan Israel sejak Oktober 2015. (st/ptv)