View Full Version
Selasa, 17 May 2016

Pemerintah Yaman Kembali Tangguhkan Pembicaraan Damai dengan Pemberontak Syi'ah Houtsi

KOTA KUWAIT, KUWAIT (voa-islam.com) - Pemerintah Yaman menangguhkan partisipasinya dalam pembicaraan dengan pemberontak kaki tangan Syi'ah Iran pada hari Selasa (17/5/2016) untuk kedua kalinya bulan ini, kata menteri luar negeri Yaman.

Abdulmalek al-Mikhlafi mengatakan di Twitter bahwa pemberontak Syi'ah Houtsi yang menguasai ibukota memiliki "menenggelamkan pembicaraan sepenuhnya," dengan menarik kembali komitmen mereka setelah sebulan negosiasi.

"Saya telah meminta utusan PBB untuk tidak membiarkan para pemberontak untuk buang waktu lagi ... dan untuk membuat mereka mematuhi masalah referensi sebelum kita melanjutkan pembicaraan," kata Mikhlafi, yang memimpin delegasi pemerintah Yaman.

Secara khusus pemerintah ingin pemberontak Syi'ah untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB yang memerintahkan mereka untuk keluar dari wilayah yang berpenduduk mayoritas Sunni, yang mereka caplok dalam sebuah ofensit 2014 dan menyerahkan senjata berat yang mereka sita.

Kelompok pemberontak kaki tangan Iran itu tidak pernah sama sekali mau mematuhi resolusi tersebut sejak itu dikeluarkan 2 tahun lalu.

Sumber yang dekat dengan delegasi pemerintah dan pemberontak menegaskan kepada AFP bahwa sesi yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa pagi dibatalkan setelah delegasi pemerintah menarik diri.

Penarikan itu terjadi dua hari setelah utusan khusus PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed sesumbat ia optimis mencapai penyelesaian damai di negara yang dilanda perang tersebut.

Kedua delegasi berada di ambang menyelesaikan kesepakatan untuk melepaskan setengah dari tahanan dan narapidana sebelum dimulainya bulan suci Ramadhan pada awal Juni.

PBB memperkirakan bahwa lebih dari 6.400 orang telah tewas dan 2,8 juta pengungsi di Yaman sejak Maret tahun lalu.

Sebuah batu sandungan utama dalam pembicaraan di Kota Kuwait tetap bentuk pemerintah yang akan mengontrol Yaman dalam masa transisi.

Para pemberontak Syi'ah Houtsi ingin berbagi kekuasaan dengan Presiden Abdu Rabbo Mansour Hadi sementara delegasi nya menegaskan dia adalah kepala negara Yaman yang sah yang didukung PBB dan dunia internasional. (st/F24)


latestnews

View Full Version