View Full Version
Rabu, 18 May 2016

Interpol dan Europol Khawatir Jihadis Bercampur Baur dengan Imigran untuk Menyelinap ke Eropa

LYON/DENHAG, EROPA (voa-islam.com) - Interpol dan rekan mereka Europol hari Selasa (17/5/2016) memperingatkan meningkatnya kekhawatiran bahwa kelompok jihad bisa menggunakan jaringan penyeludupan orang ilegal untuk menyelinap ke Eropa atau bahkan mendanai serangan dan kegiatan mereka.

Dan dalam laporan bersama yang diluncurkan Selasa, dua lembaga kepolisian itu menuduh para mereka yang memangsa pengungsi putus asa telah meraup hingga 6 miliar USD tahun lalu. Yang telah merubah aliran migran menjadi salah satu penerimaan uang terbesar untuk kejahatan terorganisir di benua itu.

"Teroris (baca;jihadis) mungkin menggunakan sumber daya penyelundup migran untuk mencapai tujuan mereka," kata laporan oleh badan polisi global Interpol yang berbasis di Lyon dan Europol di Den Haag.

"Ada kekhawatiran bahwa rute imigrasi dan jaringan ilegal dapat digunakan oleh pejuang asing radikal yang ingin kembali ke Uni Eropa, atau oleh organisasi teroris sebagai sumber pendanaan untuk kegiatan mereka."

Meskipun tidak ada bukti hubungan reguler antara geng-geng kriminal dan kelompok-kelompok jihad"beberapa insiden telah diidentifikasi melibatkan jihadis yang telah memanfaatkan arus migrasi masuk Uni Eropa."

Ini menunjuk pada serangan 13 November di Paris, setelah terungkap bahwa dua dari penyerang telah memasuki Eropa melalui Yunani sebagai bagian dari masuknya pengungsi dari Suriah.

Lebih dari satu juta orang menyelinap ke Uni Eropa pada tahun 2015, sebagian besar dari mereka melarikan diri konflik di Timur Tengah serta kemiskinan di Afrika.

"Lebih dari 90 persen dari semua migran mencapai Uni Eropa menggunakan jasa fasilitasi dari jaringan penyelundupan migran di beberapa titik sepanjang perjalanan mereka," kata Direktur Europol Rob Wainwright.

"Ini merupakan indikasi yang jelas bahwa jaringan terorganisir mengambil keuntungan dari migrasi massal."

Laporan ini menghitung bahwa setiap migran telah "membayar rata-rata 3.200 6.500 USD (3.000 6.000 Euro)".

"Hal ini akan menghasilkan omset rata-rata 5 hingga 6 miliar USD pada tahun 2015."

Kedua lembaga itu memperingatkan bahwa di masa depan "peningkatan jumlah migran yang berusaha untuk mencapai Uni Eropa akan diperkirakan."

"Di Libya saja, sekitar 800.000 migran menunggu untuk melakukan perjalanan ke Uni Eropa," katanya. (st/AFP)


latestnews

View Full Version