BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Kelompok militan Syi'ah bersenjata Libanon, Hizbullata meminta para wartawan Barat untuk tidak melaporkan bahwa Zionis Israel berada di balik pembunuhan Mustafa Badreddine, kepala militer Hizbullata, seorang jurnalis Perancis terkemuka telah menduga.
Seperti dilansir Yerusalem Post hari Selasa (17/5/2016) Georges Malbrunot, reporter Timur Tengah untuk surat kabar harian Prancis Le Figaro, menulis serangkaian komentar pada halaman Twitter-nya, Sabtu, mengenai pembunuhan komandan Syi'ah Hizbullata.
"Hizbullah (baca; Hizbullata) meminta para wartawan yang bertanya reaksi mereka terhadap pembunuhan Baddredine untuk menghindari mengatakan bahwa Israel terlibat dalam serangan itu," tulis Malbrunot.
"Pada hari Jumat, saya berbicara dengan seorang diplomat di Suriah yang mengatakan kepada saya bahwa kelompok bersenjata Suriah anti-Assad tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan operasi canggih semacam itu bahkan jika Israel meminta tolong untuk menggunakan jasa salah satu kelompok ini," wartawan Prancis itu menambahkan.
Menurut Malbrunot, diplomat asing itu mengatakan kepadanya bahwa "Ini bisa jadi sedikit keraguan bahwa pembunuhan Badreddine adalah kelanjutan dari pembunuhan Israel terhadap para pemimpin senior Hizbullata."
Sebuah pernyataan yang dirilis oleh Syi'ah Hizbullata, hari Jum'at menekankan bahwa Badreddine dibunuh pada Kamis malam dekat bandara Damaskus oleh artileri yang ditembakkan oleh kelompok pejuang Suriah.
Meskipun Hizbullata tidak secara terbuka menuduh Israel dari pembunuhan itu, pada saat upacara penguburan Baddreddine hari Jum'at, pemimpin senior dalam organisasi Syi'ah bersenjata itu menyuarakan pernyataan anti-Israel, menyebut kelompok pejuang "sesat" Suriah sebagai "ujung tombak proyek Amerika-Zionis di Timur Tengah."
SOHR bantah temuan Syi'ah Hizbullata
Kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) membantah temuan Syi'ah Hizbullata, mengatakan bahwa mereka tidak melihat adanya serangan artileri di bandara, dan sumber-sumber dalam militer dan kelompok pejuang oposisi Suriah di kota itu juga membantah menembaki bandara.
"SOHR diberitahu oleh sumber terpercaya di pemberontak di Timur Ghouta dan oleh sumber-sumber di pasukan rezim, bahwa pemberontak tidak menembakkan satu pun rudal atau roket di bandara internasional Damaskus selama beberapa hari terakhir, sebagaimana tidak ada roket yang telah dilihat menargetkan daerah itu oleh SOHR, "Observatory mencatat pada halaman Facebook-nya.
"Tidak ada kebenaran tentang apa yang telah diterbitkan oleh Hizbullah tentang pembunuhan komandan militer 'Mustafa Bader'di Suriah oleh roket pemberontak di dekat bandara internasional Damaskus," SOHR menyimpulkan.
Hizbullata malu akui Zionis bunuh Badreddin
Sementara itu seorang aktivis oposisi, Abu Samiyah Al-Khalidi, menulis sebuah analisa dalam akun Twitternya @Syrian_view321, yang menyatakan bahwa Syi'ah Hizbullata terlalu malu untuk mengakui bahwa Zionis Israel berada dibalik pembunuhan Badreddin, sebab hal itu akan membuat tekanan bagi kubu mereka untuk melakukan pembalasan pada Israel, sesuatu yang mereka ketahui mereka tidak mampu melakukannya saat ini.
Oleh karena itu Syi'ah Hizbullata memilih secara langsung menyalahkan kelompok-kelompok pejuang di Suriah untuk memobilisasi lebih lanjut "domba-domba" mereka di Libanon untuk mati demi Assad dan milisi Shabiha-nya, kata Abu Samiyah.
Zionis Israel telah secara teratur membombardir Syi'ah Hizbullata lusinan kali dalam beberapa tahun terakhir, Abu Shamiyah melanjutkan, mengatakan bahwa Israel sedang berusaha untuk memprovokasi serangan dari Hizbullata untuk pembenaran menghabisi kelompok militan Syi'ah bersenjata itu di Libanon.
Abu Shamiyah menambahkan bahwa Israel tahu bahwa Syi'ah Hizbullata telah binasa di Suriah dan sangat-sangat lemah saat ini. Apa yang Israel inginkan saat ini adalah cover politik untuk pembenaran invasi mereka ke Libanon. Israel tahu bahwa mereka mampu menyerang Suriah dan Syi'ah Hizbullata sesuai keingingan mereka dan keduanya tidak akan melakukan apapun. (st/dbs)
Ket: Peziarah Syi'ah melakukan ritual lempar beras saat anggota milisi Syi'ah Hizbullata mengangkat peti mati komandan militer mereka Mustafa Badreddin. (Foto: Reuters)