View Full Version
Senin, 30 May 2016

12 Tentara Filipina Tewas atau Terluka dalam Bentrokan dengan Abu Sayyaf di Kota Butig

FILIPINA SELATAN (voa-islam.com) - Dua tentara Filipina tewas dalam bentrokan dengan pejuang Abu Sayyaf yang mencoba untuk mendapatkan kembali basis mereka di sebuah daerah pegunungan terpencil di Filipina selatan, kata militer, Senin (30/5/2016).

Sepuluh tentara juga terluka dan sekitar 2.000 warga mengungsi selama bentrokan dengan orang-orang bersenjata dari kelompok pimpinan Maute yang telah bersumpah setia pada Islamic State (IS).

Para pejabat keamanan mengatakan kepada AFP operasi terhadap kelompok Maute di kota kecil pertanian Butig yang berpenduduk Muslim di provinsi Lanao del Sur dimulai Rabu dan berlanjut.

Serangan itu diluncurkan setelah pejuang Abu Sayyaf (ASG) pindah kembali ke wilayah yang militer amankan selama bentrokan mematikan pada bulan Februari, kata mereka.

"Mereka kembali ke perkemahan mereka dan kami tidak mampu mencegahnya karena pasukan kita dikerahkan ke daerah lain," kata Kolonel Roseller Murillo, kepala militer dengan tanggung jawab untuk daerah tersebut.

Murillo mengatakan tentara harus meninggalkan daerah itu untuk memberikan keamanan di tempat lain untuk pemilihan umum nasional pada 9 Mei.

Ia sesumbar, berdasarkan laporan intelijen, sekitar 37 pejuang Abu Sayyaf diyakini telah gugur. Namun dia mengatakan tidak ada mayat yang telah ditemukan dan AFP tidak dapat secara independen memverifikasi jumlah korban tewas dari Abu Sayyaf.

Jenderal Gerardo Barrientos, komandan divisi mengawasi serangan, mengatakan kelompok itu diyakini memiliki kurang dari 100 pejuang, tetapi telah menjadi ancaman terus menerus di daerah itu bahkan setelah kehilangan markas mereka pada bulan Februari.

Dia mengatakan militer melancarkan serangan terbaru setelah mereka membom menara transmisi listrik, dan menculik dan memenggal kepala dua pekerja di sebuah penggergajian lokal pada bulan April.

"Kelompok ini bermaksud untuk mendapatkan kembali daerah tersebut," kata Barrientos. (st/AFP)


latestnews

View Full Version