BEIRUT, LIBANON (voa-islam.com) - Pemimpin pasukan oposisi yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan SUriah (FSA) yang baru-baru ini dibunuh di pusat Suriah dilaporkan telah bekerja dengan dinas intelijen negara Eropa.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) mengatakan hari Jum'at (10/6/2016) bahwa komandan Pasukan Syuhada Ahmad al-Abdo Kolonel Bakour Salim, yang dibunuh hari Kamis oleh Islamic State (IS), "telah berkoordinasi dengan badan intelijen Eropa" untuk melawan kelompok jihad di wilayah semi-gurun Suriah yang luas.
Laporan LSM pemantau itu, yang mengutip "sumber terpercaya," menambahkan bahwa lembaga asing yang tidak disebutkan namanya itu bekerja dengan kelompok Salim dalam kampanye di wilayah Al-Hamad dari gurun yang membentang ke arah perbatasan Suriah-Irak-Yordania di timur.
Menurut SOHR, Pasukan Ahmad al-Abdo mengambil bagian dalam pertempuran untuk merebut persimpangan Perbatasan Tahnaf pada 4 Maret 2016 bersama Tentara Suriah Baru, kelompok bayangan yang kabarnya menerima bantuan dari Yordania dan Amerika Serikat.
Situs pro-oposisi 7al.me, pada gilirannya, mengutip "sumber informasi terpercaya" yang mengatakan bahwa Salim berkoordinasi dengan intelijen Inggris.
Awal pekan ini, harian Inggris The Times melaporkan bahwa pasukan khusus Inggris yang berbasis di Yordania melintasi perbatasan ke Suriah untuk membantu Tentara Suriah Baru.
"Mereka membantu kami dengan logistik, seperti membangun pertahanan untuk membuat bunker aman," kata seorang perwira di pasukan tempur kepada surat kabar itu.
Eksekusi Salim
Pemimpin Pasukan Syuhada Ahmad al-Abdo tewas pada Kamis fajar ketika seorang pembom jibaku yang dikirim oleh IS meledakkan dirinya di salah satu pos kelompok pejuang oposisi di Pegunungan Timur Qalamoun di tepi gurun Suriah, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Komite Negosiasi Tinggi (HNC).
HNC, yang mewakili oposisi Suriah dalam pembicaraan damai Jenewa yang terhenti, meratapi kematian Salim, yang merupakan anggota dari badan diplomatik yang didukung Saudi yang dibentuk di Riyadh pada Desember 2015.
"Kolonel Salim mengabdikan hidupnya untuk membela rakyat Suriah," katanya untuk menghormati pemimpin Pasukan Syuhada Ahmad al-Abdo, kelompok kurang terkenal yang kabarnya mendapat dukungan dari AS dan Yordania.
Keadaan pasti kematian Salim tetap tidak pasti, dengan Pasukan Syuhada Ahmad al-Abdo mengatakan kepada Smart News Agency yang pro-oposisi bahwa ia meninggal karena luka yang diderita dari ledakan bom yang diledakkan dalam bentrokan dengan IS.
Namun, kelompok pejuang oposisi itu tidak memberikan rincian lebih lanjut untuk outlet tersebut dan belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang masalah ini.
Enab Baladi, outlet berita pro-oposisi lain, mencatat bahwa para aktivis mengatakan ia tewas dalam penembakan atau bom jibaku IS. (st/NOW)