DHAKA, BANGLADESH (voa-islam.com) - Polisi di Bangladesh telah menangkap sekitar 8.200 tersangka dalam tindakan keras besar-besaran pada kelompok mujahidin dan tersangka lainnya menyusul serentetan pembunuhan intelektual liberal dan anggota minoritas agama.
Pada hari Senin (13/6/2016), juru bicara polisi Kamrul Ahsan mengatakan 3.245 orang telah ditangkap dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah tersangka yang ditangkap sejak awal tindakan keras pada Juma't menjadi 8192.
Wakil inspektur jenderal AKM Shahidur Rahman mengatakan hanya 34 dari mereka yang ditangkap pada hari ketiga kampanye merupakan jihadis dan yang lain adalah tersangka pidana biasa.
"Sebagian besar dari mereka yang telah ditahan memiliki surat penangkapan terhadap mereka atau mereka didakwa dengan narkotika, senjata dan tindak pidana lainnya," katanya.
Polisi mengatakan anggota kelompok terlarang Jamayetul Mujahideen Bangladesh (JMB) berada di antara tahanan dalam sapuan keamanan terbaru.
Seorang kepala polisi setempat mengatakan Omar Faruq, seorang pejabat atas kelompok Hizbut Tahrir, juga di antara mereka yang ditahan.
"Kami menyita leaflet anti-pemerintah, pistol dan mesiu dari tangannya," klaim Bashir Ahmed.
"Faruq sebelumnya ditangkap pada tahun 2012 dan keluar dengan jaminan. Lalu ia mulai mencoba untuk mengatur kembali kegiatan organisasi terlarang," katanya.
Pemerintah Bangladesh menyalahkan JMB untuk serentetan pembunuhan mengerikan dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah menolak klaim tanggung jawab oleh Islamic State (IS) cabang lokal, mengatakan IS yang terutama ada di Irak dan Suriah tidak memiliki kehadiran di Bangladesh.
Bangladesh telah berada di bawah tekanan internasional untuk mengakhiri serangan yang sedang berlangsung, yang telah menewaskan 50 orang, termasuk anggota kelompok minoritas agama dan aktivis liberal, selama tiga tahun terakhir.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina telah berjanji bahwa pemerintahannya akan memastikan bahwa "setiap pembunuh" ditangkap.
Hasina memimpin pemerintahan sekuler di negara di mana sekitar 90 persen dari populasi 160 juta adalah Muslim.
Hasina menuduh oposisi utama Partai Nasionalis Bangladesh dan sekutunya Jamaat-e-Islami sebagai ujung tombak serangan untuk mengacaukan negara.
Partai-partai oposisi menuduh pemerintah menggunakan tindakan keras untuk menekan perbedaan pendapat politik, mengatakan bahwa banyak dari mereka yang ditangkap adalah orang-orang biasa dan tidak bersalah.
Senin lalu, Menteri Dalam Negeri Bangladesh Asaduzzaman Khan menuduh Israel ujung tombak "konspirasi internasional" di balik pembunuhan berantai intelektual sekuler dan agama minoritas di negara Asia, yang mendukung Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan rezim Tel Aviv.
Dia menunjuk ke sebuah pertemuan dugaan antara politisi oposisi dan seorang agen intelijen Israel sebagai bukti keterlibatan Israel dalam pembunuhan tersebut. (st/ptv)