View Full Version
Ahad, 19 Jun 2016

Mantan Pejabat AS: Jika Amerika Pergi, Kabul Akan Jatuh Ke Tangan Taliban dalam 3 Hari

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) - Seorang mantan pejabat Pentagon mengatakan Amerika Serikat telah membuang miliaran dolar AS untuk pelatihan pasukan Afghanistan, menambahkan jika Washington meninggalkan Kabul, itu akan jatuh ke tangan Taliban dalam waktu tiga hari.

Michael Maloof, mantan analis senior kebijakan keamanan di Departemen Pertahanan AS, membuat komentar tersebut dalam sebuah wawancara dengan Press TV pada hari Sabtu (18/6/2016) saat mengomentari laporan baru oleh Pentagon yang mengungkapkan bahwa pemerintah Afghanistan merasa kurang aman pada waktu baru-baru ini dibandingkan sebelumnya.

Laporan Pentagon kepada Kongres AS tentang perkembangan perang di Afghanistan sejak Desember lalu, mengatakan (pemerintah) Afghanistan merasa tidak lebih terlindungi sekarang. Laporan itu mengatakan persepsi keamanan mendekati posisi terendah sepanjang masa.

"Persepsi orang Afghan sejauh tentang ketidakamanan di negara ini lebih besar sekarang sangat valid. Ketika Amerika Serikat menarik diri dan mundur kembali dari Kabul, daerah yang mereka telah kosongkan akan diisi oleh Taliban," kata Maloof.

"Beberapa dari orang Amerika yang berada di Afghanistan mengatakan kepada saya bahwa jika Amerika Serikat meninggalkan Kabul, itu akan diambil alih dalam waktu tiga hari. Dan itu pernyataan mengejutkan mengingat semua uang yang telah dihabiskan untuk melatih pasukan dan personel keamanan Afghanistan selama bertahun-tahun, dan mereka masih tidak siap dan tidak mampu menahan Taliban," katanya.

"Taliban juga telah menjadi jauh lebih keras sejak kematian memimpin mereka, Mullah Muhammad Umar ... mereka telah menjadi jauh lebih militan secara alamiah. Dan mereka sangat memilih untuk tidak berurusan (berdamai-Red) dengan pemerintah Afghanistan yang ada," kata sang analis.

Pekan lalu, Presiden AS Barack Obama memerintahkan militer Amerika untuk menghadapi Taliban secara lebih langsung dan mengizinkan bersama pasukan Afghanistan memerangi kelompok mujahidin tersebut, mengenjot konflik 15 tahun yang ia telah berjanji untuk akhiri.

AS dan sekutunya menginvasi Afghanistan pada 7 Oktober 2001 sebagai bagian dari apa yang disebut Washington sebagai perang melawan teror (baca;mujahidin). Serangan itu menggulingkan Taliban dari pemerintahan mereka yang sah, tetapi setelah sekitar satu setengah dekade, pasukan asing masih belum mampu menundukkan perjuang bersenjata Taliban untuk merebut kembali kekuasaan dan membangun keamanan bagi pemerintahan boneka mereka di negara itu.

Setelah menjadi presiden pada tahun 2008, Obama berjanji untuk mengakhiri perang Afghanistan - salah satu konflik terlama dalam sejarah AS.

Pada Oktober tahun lalu, Obama mengumumkan rencana untuk menyimpan 9.800 tentara AS di Afghanistan sampai 2016 dan 5500 pada tahun 2017, mengingkari janjinya untuk mengakhiri perang di sana dan membawa pulang seluruh pasukan Amerika dari negara Asia tersebut sebelum ia meninggalkan kantor.

Menurut pejabat AS, Washington juga akan mempertahankan kemampuan kontra "terorisme" besar berupa pesawat teror drone dan pasukan Operasi Khusus untuk memerangi mujahidin di Afghanistan. (st/ptv)


latestnews

View Full Version