TEHERAN, IRAN (voa-islam.com) - Iran dan kaki tangan nya milisi Syi'ah bersenjata Libanon, Hizbullata telah cepat merespon keputusan oleh pemerintah Bahrain untuk mencabut kewarganegaran seorang tokoh Syi'ah terkemuka negara itu yang menurut Manama memecah belah masyarakat, menyerukan mayoritas Syi'ah di negara Teluk Arab tersebut untuk menggulingkan pemerintah.
Kewarganegaraan ulama Syi'ah tingkat tinggi Bahrain, Sheikh Isa Qassim dicabut pada Senin, hanya satu hari setelah partai oposisi Syi'ah, Al-Wefaq, dilarang. Langkah itu datang sebagai upaya pemerintah Bahrain untuk membasmi kerusuhan yang sedang berlangsung - yang dimulai dengan pemberontakan nasional kaum Syi'ah pada 2011 - yang dikatakan sedang aktif dipicu oleh tetangganya, Teheran.
Pada hari Selasa (21/6/2016), komandan Garda Revolusi Syi'ah Iran sayap pasukan elit Qods memperingatkan bahwa Bahrain akan "membayar harga" karena mencabut kewarganegaraan Qassim, dan mengeluarkan seruan tipis-terselubung untuk pemberontakan oleh warga Syi'ah Bahrain.
"Tentunya mereka tahu bahwa agresi terhadap Ayatola Sheikh Isa Qassim adalah garis merah ... yang akan menyebakan tidak ada pilihan bagi orang-orang kecuali melakukan perlawanan bersenjata," Jenderal Qassem Suleimani mengatakan kepada media pemerintah Iran.
Pemerintah Bahrain "akan membayar harga dan itu tidak akan memiliki hasil kecuali kehancuran rezim haus darah ini," ia sesumbar.
Sementara itu, organisasi teroris Syi'ah Hizbullata mengeluarkan seruan serupa untuk penganut Syi'ah di Bahrain untuk menggelar sebuah "pemberontakan," dalam laporan beredar di media Libanon.
Bahrain telah berulang kali mengatakan pemerintah Syi'ah Iran dan Syi'ah Hizbullat mendalangi kekerasan di negara itu sebagai sarana destabilisasi dan akhirnya menggulingkan pemerintah dalam mendukung rezim Syi'ah pro-Iran. "
Awal tahun ini, layanan keamanan Bahrain mengumumkan penangkapan sel teroris Hizbullata di negara itu. (st/inn)