View Full Version
Kamis, 23 Jun 2016

Warga Palestina Tuntut Israel Kembalikan Jenazah Anggota Keluarga Mereka yang Dibunuh Militer Zionis

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Keluarga para warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Zionis Israel telah meminta Tel Aviv untuk mengembalikan jenazah orang yang mereka cintai, mencela kebijakan rezim dari menahan jenazah sebagai "kejahatan penyiksaan bagi orang mati dan hidup."

Para keluarga itu berkumpul di luar Abu Kabir Institute of Forensic Medicine di kota pelabuhan Jaffa, memegang potret anak-anak mereka ditulisi dengan nama dan tanggal mereka dibunuh.

Para pengunjuk rasa membawa spanduk yang bertuliskan "Tidak untuk hukuman kolektif" dan "Kami ingin anak-anak kami," yang lain mengangkat kain putih yang berisi nama-nama semua jenazah warga Palestina saat ini ditahan oleh Israel.

Sejumlah anggota parlemen Israel, Knesset, dari warga Arab berada di antara para demonstran.

"Kebijakan menahan jenazah para warga Palestina yang tewas bertujuan untuk membalas dendam pada syuhada dan keluarganya dan untuk mematahkan kehendak keluarga," Muhammad Baraka, anggota Komite Tingkat Lanjut Tinggi untuk Warga Arab di Israel, mengatakan kepada kerumunan.

"Hari ini kita berdiri di dekat anak-anak syuhada kita dan mengambil bagian dalam aksi demo ini, mengkonfirmasikan bahwa kita adalah satu bangsa dan bahwa kita tidak terbagi oleh Israel," ayah dari Bahaa Elayyan, seorang warga Palestina yang ditembak mati pada Oktober lalu, mengatakan.

Dia menambahkan bahwa berbulan-bulan telah berlalu sejak anak-anak keluarga itu gugur, tetapi pemerintah Zionis Israel menolak untuk memberikan informasi tentang sebab pembunuhan.

Dia juga mendesak organisasi hak asasi manusia internasional untuk campur tangan, dan menjelaskan keadaan sekitar kematian anak-anak mereka dan kondisi jenazah mereka.

"Ini adalah kejahatan penyiksaan bagi orang mati dan hidup. Ini adalah kejahatan perang, "katanya.

Pada tanggal 9 Juni, menteri Israel urusan militer memerintahkan jenazah para warga Palestina yang gugur di tangan pasukan ZionisIsrael selama dugaan serangan penusuk dan serudukan mobil tidak dikembalikan untuk dimakamkan.

Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan telah menyarankan penghentian seluruhnya untuk pengembalian jenazah warga Palestina yang dibunuh.

Dia juga menyerukan pendirian kembali pemakaman, di mana Zionis Israel menggunakannya untuk mengubur warga Palestina selama Intifada kedua, yang menewaskan sekitar 3.000 jiwa Palestina dari September 2000 sampai Februari 2005.

wilayah Palestina yang diduduki telah menjadi tempat ketegangan meningkat sejak Agustus 2015, ketika Israel memberlakukan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke dalam kompleks Masjid al-Aqsa di Timur al-Quds.

Masjid Al Aqsa adalah tempat suci ketiga dalam Islam setelah Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Warga Palestina marah pada meningkatnya kekerasan oleh pemukim ilegal Yahudi di kompleks Masjid al-Aqsa dan serangan mereka pada properti warga Palestina, mengatakan rezim Tel Aviv berusaha untuk mengubah status quo situs suci tersebut.

Hampir 220 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka di tangan pasukan Israel dalam apa yang dianggap sebagai Intifada (perlawanan) Palestina ketiga sejak awal Oktober lalu. (st/ptv)


latestnews

View Full Version