LAHJ, YAMAN (voa-islam.com) - Pertempuran antara pasukan pemerintah Yaman dan pemberontak Syi'ah berkecamuk pada hari Ahad (26/6/2016) di beberapa bidang, menewaskan 41 orang, kata para pejabat.
Para pemberontak Syi'ah Houtsi yang didanai dan persenjatai Iran melakukan tekanan dalam upaya untuk maju menuju pangkalan udara strategis al-Anad, di provinsi selatan Lahj, kata seorang pejabat militer.
Pemberontak Syi'ah Houtsi dan sekutu mereka dari pasukan yang setia kepada mantan presiden terguling Ali Abdullah Saleh merebut daerah Qubaita, di perbatasan antara Lahj dan provinsi Taiz.
Sebelas pemberontak Syi'ah Houtsi tewas ketika pesawat tempur dari koalisi pimpinan Saudi membom mereka di Qubaita dan Kirsh, kata pejabat itu.
Juga di sepanjang perbatasan antara Lahj dan Taiz, lima pemberontak Syi'ah Houtsi dan tiga tentara pemerintah tewas dalam bentrokan dipicu oleh upaya pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran tersebut untuk maju di daerah Waziya, seorang sumber di milisi loyalis mengatakan.
Enam tentara lainnya tewas dalam bentrokan di kota titik nyala Taiz, di mana pemberontak Syi'ah Houtsi menyerang sebuah markas militer, kata seorang pejabat militer.
Sementara itu, sembilan pemberontak Syi'ah Houtsi dan tujuh tentara Yaman tewas dalam 24 jam terakhir dalam bentrokan di Yaman utara, setelah pemberontak Syi'ah menyerang loyalis pemerintah di Nahm, timur laut ibukota Sanaa, kata seorang pejabat militer.
Bentrokan terus berlanjut meskipun gencatan senjata yang ditengahi PBB yang mulai berlaku pada tanggal 11 April dan membuka jalan bagi pembicaraan damai di Kuwait.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon hari Sabtu tiba di Kuwait untuk bertemu dengan perwakilan dari pemberontak Syi'ah Houtsi dan pemerintah Yaman dalam upaya untuk mendorong perundingan yang tidak menghasilkan apa pun setelah dua bulan.
Pemberontak Syi'ah Houtsi menyerbu ibukota pada akhir 2014 sebelum pindah ke bagian lain dari Yaman yang berpenduduk mayoritas Sunni, mendorong koalisi yang dipimpin Saudi untuk campur tangan pada Maret tahun lalu.
Hingga kini pemberontak Syi'ah kaki tangan Iran itu masih menguasai ibukota Sana'a dan banyak wilayah lain yang telah mereka caplok sebelumnya. (st/AFP)