View Full Version
Ahad, 03 Jul 2016

Menteri Keamanan Internal Zionis Israel Sebut Facebook Seekor 'Monster'

TEL AVIV, ISRAEL (voa-islam.com) - Menteri Keamanan Internal Zionis Israel hari Sabtu (2/7/2017) menuduh Facebook (FB) dan pendirinya, Mark Zuckerberg, tidak melakukan cukup upaya untuk mencegah hasutan terhadap Israel dan mengatakan jejaring sosial itu "menyabotase" pekerjaan polisi Israel.

Zions Israel di masa lalu telah mengatakan Facebook digunakan untuk mendorong serangan dan pemerintah sedang menyiapkan undang-undang untuk memungkinkan untuk memerintahkan Facebook, YouTube, Twitter dan media sosial lainnya untuk menghapus postingan online yang dianggap menghasut "terorisme".

Tapi komentar yang dibuat oleh Gilad Erdan, seorang menteri kabinet dalam koalisi sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang mengawasi penegakan hukum, secara khusus lebih menusuk.

Dia mengatakan Zuckerberg bertanggung jawab atas kebijakan Facebook dan menyerukan "para warga Israel untuk membanjiri dia di setiap tempat yang mungkin dengan permintaan untuk memantau platform yang ia dirikan dan dari mana ia mendapatkan miliaran".

Seorang juru bicara Facebook di Israel mengatakan perusahaan itu tidak mengomentari pernyataan sang menteri.

Dalam sebuah wawancara di Channel 2 televisi, Erdan mengatakan, "Facebook saat ini, yang membawa sebuah keajaiban, revolusi positif kepada dunia, sayangnya, kita melihat ini sejak munculnya Daesh (akronim bahasa Arab dari Islamic State) dan gelombang teror, telah menjadi seekor monster."

"Facebook hari ini mensabotase, itu harus diketahui, menyabot pekerjaan polisi Israel, karena ketika polisi Israel mendekati mereka, dan itu adalah mengenai penduduk Yudea dan Samaria, Facebook tidak bekerja sama," katanya, merujuk ke daerah dari Tepi Barat.

"Mereka juga menetapkan halangan sangat tinggi untuk menghapus konten dan postingan hasutan," kata Erdan.

Sejak Oktober, warga Palestina telah menewaskan 34 warga Zionis Israel dan dua pengungjung warga negara AS dalam gelombang serangan jalan, sebagian besar penusukan. Pasukan Zionis Israel telah menembak mati setidaknya 201 warga Palestina, 137 di antaranya Israel tuduh itu sebagai penyerang. Yang lainnya tewas dalam bentrokan dan protes.

Para pemimpin Palestina mengatakan para penyerang telah beraksi karena putus asa atas runtuhnya pembicaraan damai pada tahun 2014 dan perluasan pemukiman ilegal Yahudi Israel di wilayah pendudukan yang Palestina mencari sebuah negara merdeka.

Israel mengklaim hasutan di media Palestina dan masalah pribadi di rumah merupakan faktor penting yang mendorong para penyerang, sering remaja, untuk memulai serangan.

Ketegangan atas akses terhadap pengatut Yahudi ke tempat suci di Yerusalem yang diperebutkan, dihormati oleh Muslim sebagai Al-Haram al-Sharif dan Yahudi sebagai Temple Mount, juga telah memicu kekerasan tersebut. (st/Reuters)


latestnews

View Full Version