BAGHDAD, IRAK (voa-islam.com) - Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi menyatakan tiga hari berkabung pada hari Ahad (3/7/2016) setelah serangan bom mobil di ibukota Baghdad yang menewaskan sedikitnya 151 orang.
Serangan itu, yang diklaim oleh Islamic State (IS), menghantam Al-Karada, sebuah distrik kelas menengah atas berpenduduk campuran mayoritas Syi'ah-Kristen di pusat kota Baghdad, pada 01:00 pagi waktu setempat, seorang sumber keamanan mengatakan kepada Anadolu Agency pada kondisi anonimitas karena pembatasan berbicara kepada media.
Pemboman itu menyebabkan 151 orang tewas dan sedikitnya 185 lainnya terluka, menurut sumber Kementerian Kesehatan berbicara secara anonim karena kekhawatiran keamanan.
Wilayah Al-Karada ini tengah dipenuhi dengan para pembeli larut malam ketika ledakan itu - yang paling mematikan di Irak tahun ini - merobek melalui jalan utama.
Pemboman itu segera diklaim oleh IS, yang menguasai wilayah luas di utara dan barat Irak pada tahun 2014.
Dalam sebuah pernyataan beredar secara online, IS mengatakan bahwa pemboman yang menargetkan penganut agama Syi'ah.
Saat mengunjungi lokasi pemboman, Abadi mengaitkan serangan itu dengan kerugian teritorial IS baru-baru ini. "Para teroris melakukan pemboman di distrik al-Karada setelah hancur dalam pertempuran Fallujah," klaimnya, sesumbar untuk menghukum para pelaku. (st/aa)